Suaraindo.com – Perdana Menteri Rishi Sunak telah berkomitmen untuk meningkatkan alokasi dana pertahanan Inggris pada tahun 2030, dengan target mencapai 2,5% dari PDB negara. Tujuannya meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam menghadapi situasi yang mungkin memerlukan kesiagaan perang.
Dalam konferensi bersama pemimpin NATO Jens Stoltenberg, Sunak mengungkapkan rencana untuk mengalokasikan tambahan 75 miliar pound selama enam tahun ke depan untuk meningkatkan produksi amunisi dan drone, menjadikan Inggris sebagai kontributor kedua terbesar dalam belanja pertahanan NATO. Dia menegaskan pentingnya pelajaran dari konflik Ukraina, di mana pasokan amunisi yang cukup dan kemampuan pengisian ulang yang cepat menjadi kunci dalam menghadapi situasi krisis.
Pernyataannya menyoroti urgensi perlunya kesiagaan dalam menghadapi ancaman global yang semakin kompleks. Selain itu, Sunak juga mengumumkan komitmen baru untuk menyediakan bantuan senilai 500 juta pound kepada Ukraina, termasuk pengiriman rudal, kendaraan lapis baja, dan amunisi. Tindakan Sunak ini sejalan dengan tekanan dari Partai Konservatif untuk meningkatkan belanja pertahanan lebih cepat, menghadapi pemilihan umum yang akan datang, serta tanggapan terhadap kritik Donald Trump terhadap anggota NATO yang tidak memenuhi target belanja pertahanan.
Dukungan Inggris untuk Ukraina
Inggris sebagai salah satu pendukung Ukraina yang paling vokal dan aktif. Rishi Sunak berjanji untuk meningkatkan dukungan militer bagi Ukraina sebesar 500 juta pound, meningkatkan total dukungan militer dalam tahun keuangan ini menjadi dua miliar pound.
Sunak juga menegaskan bahwa dukungan keuangan dari Inggris akan berlanjut setidaknya pada tingkat saat ini hingga akhir dekade ini, atau selama dibutuhkan. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, merespons positif terhadap komitmen tersebut, yang dibicarakan dalam panggilan telepon antara Sunak dan Zelenskyy pada hari Selasa.
Pemimpin Ukraina telah secara konsisten menyerukan peningkatan sistem pertahanan udara untuk melindungi negara mereka dari serangan udara Rusia, sementara Jerman telah memimpin seruan bagi anggota NATO dan negara lainnya untuk meningkatkan pengiriman bantuan.
Pengumuman dari Inggris ini datang tiga hari setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui bantuan sebesar $61 miliar untuk Ukraina, menandai upaya AS untuk memberikan dukungan tambahan kepada sekutu mereka yang terlibat dalam konflik. Senat diperkirakan akan melakukan pemungutan suara terkait paket bantuan tersebut pada akhir pekan ini.
Kekurangan amunisi selama enam bulan terakhir telah mengakibatkan komandan militer Ukraina harus membatasi penggunaan amunisi, yang dimanfaatkan oleh Rusia dalam merebut kota Avdiivka dan saat ini mengarah ke kota Chasiv Yar, di wilayah timur Donetsk.