Suaraindo.com – Paus Fransiskus menyampaikan seruan penting agar pekerja migran dibayar dengan adil, dalam pidatonya saat mengunjungi Singapura, negara terakhir dalam rangkaian kunjungan apostoliknya di Asia Tenggara.
“Pekerja-pekerja ini berkontribusi besar bagi masyarakat dan harus dijamin upah yang adil,” kata Paus Fransiskus kepada para pemimpin politik dan pejabat setempat pada Kamis (12/9/2024), seperti dikutip AFP.
Paus, yang kini berusia 87 tahun, menekankan bahwa pemerintah harus memberikan perhatian khusus untuk melindungi martabat para pekerja migran. Meskipun tidak menyebutkan Singapura secara eksplisit, komentar Paus Fransiskus kemungkinan menimbulkan kegelisahan di kalangan pemerintah setempat yang sangat melindungi citra negara.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), ada sekitar 170 juta pekerja migran di seluruh dunia, dengan sebagian besar tinggal di Amerika, Eropa, dan Asia Tengah. Pekerja migran dengan upah rendah memainkan peran penting dalam pertumbuhan pesat kota-kota seperti Dubai, Doha, dan Singapura. Di Singapura, sekitar 300.000 pekerja migran dengan upah rendah berkontribusi pada berbagai sektor.
Selama pandemi Covid-19, isu perlindungan terhadap pekerja migran menjadi perhatian serius ketika puluhan ribu pekerja dipaksa tinggal di asrama dengan kondisi yang tidak memadai. Banyak pekerja migran di Singapura berasal dari Asia Selatan dan Filipina, negara yang mayoritas penduduknya adalah Katolik.
Seorang pembantu rumah tangga Filipina berusia 34 tahun yang bekerja di Singapura mengaku senang Paus Fransiskus membahas isu tersebut. “Bahkan jika mereka tidak menaikkan gaji saya, saya masih senang mengetahui bahwa paus sendiri berjuang dan berdoa untuk kita,” katanya, meski ia tidak ingin disebutkan namanya karena tidak memiliki izin dari majikannya.
Paus Fransiskus berharap seruannya dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keadilan dan perlindungan bagi para pekerja migran, terutama di kota-kota besar seperti Singapura.