Suaraindo.com – Dalam eskalasi konflik antara Amerika Serikat dan China, mantan Presiden AS Donald Trump telah secara strategis mengarahkan CIA untuk memulai sebuah operasi rahasia yang menargetkan langsung pemerintah China. Kampanye ini, yang dijalankan melalui media sosial, ditujukan untuk menggoyahkan dukungan publik China terhadap pemerintahan mereka.
Reuters, pada Jumat (15/3/2024), mengungkapkan bahwa inisiatif ini, yang diawali pada tahun 2019 selama periode kedua masa jabatan Trump, belum pernah diungkapkan kepada khalayak ramai sebelumnya, menandai babak baru dalam konfrontasi antara dua kekuatan dunia ini.
Para mantan pejabat AS, berbicara di bawah kondisi anonimitas kepada Reuters, membeberkan bahwa CIA membentuk sebuah tim spesialis yang menggunakan identitas online fiktif untuk mengkritik kepemimpinan Presiden Xi Jinping dari China. Selain itu, upaya ini termasuk penyebaran informasi intelijen yang merugikan reputasi Beijing ke media internasional, menunjukkan tingkat konfrontasi yang meningkat antara AS dan China.
Operasi tersebut dilaksanakan di tengah usaha China untuk mengembangkan pengaruh globalnya, termasuk melalui inisiatif pakta militer, perjanjian perdagangan, dan kemitraan bisnis dengan negara-negara yang sedang berkembang. Langkah Amerika ini dapat dilihat sebagai tanggapan langsung terhadap ekspansi pengaruh China tersebut.
Tim CIA khusus ini, menurut sumber pejabat AS yang dikutip oleh Reuters, juga berusaha menyoroti dugaan korupsi dalam kalangan elit Partai Komunis China, termasuk klaim bahwa mereka menyembunyikan kekayaan ilegal di luar negeri. Selain itu, tim tersebut mengkritik keras Inisiatif Sabuk dan Jalan China—sebuah proyek pembangunan infrastruktur global—sebagai sarana korup dan pemborosan, menambah dimensi lain dalam perang narasi antara dua negara tersebut.
(BNI)