Menu

Mode Gelap
Pemerintah Pastikan Ekonomi Stabil Meski Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen Mahfud MD: Wacana Maafkan Koruptor Berisiko Langgar Hukum Ketum PSSI Janji Lakukan Evaluasi Usai Timnas Gagal ke Semifinal Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024 usai Takluk 0-1 dari Filipina Geo Dipa Energi Ungkap Strategi Maksimalkan Potensi Panas Bumi Indonesia

Ekonomi · 8 Jul 2024 20:04 WIB ·

Strategi Sri Mulyani Kurangi Defisit APBN 2024 dengan Penggunaan SAL Rp 100 Triliun


 Strategi Sri Mulyani Kurangi Defisit APBN 2024 dengan Penggunaan SAL Rp 100 Triliun Perbesar

Suaraindo.com – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa pembiayaan anggaran untuk menutupi tambahan defisit sebesar Rp 609,7 triliun sebagian besar akan ditopang oleh penggunaan tambahan Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 100 triliun. Akibatnya, penerbitan surat berharga negara (SBN) akan tetap lebih rendah sebesar Rp 214,6 triliun.

“Kami perkirakan pembiayaan anggaran untuk membiaya tambahan defisit Rp 609,7 triliun yaitu Rp 80,8 triliun akan dibiayai melalui tambahan penggunaan SAL Rp 100 triliun dan penerbitan SBN tetap rendah,” ungkap Sri Mulyani.

SAL tersebut berhasil dikumpulkan selama periode 2022-2023 dan sangat berguna saat ini, terutama di tengah era suku bunga tinggi dan tekanan terhadap rupiah.

“Kami bisa menjaga SBN tidak di-issue lebih banyak sehingga dengan demikian kami bisa jaga competitiveness dari yield SBN kita,” ujarnya.

Sri Mulyani menambahkan bahwa mereka telah mengajukan penggunaan SAL sebesar Rp 100 triliun kepada DPR, naik dari Rp 51 triliun yang tertera dalam UU APBN. Dengan strategi ini, pemerintah tidak perlu masuk ke pasar secara besar-besaran dan dapat menjaga kinerja SBN pemerintah.

Sri Mulyani memperkirakan defisit APBN 2024 akan membengkak menjadi Rp 609,7 triliun, atau 2,7% dari PDB.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintah Pastikan Ekonomi Stabil Meski Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen

22 December 2024 - 10:50 WIB

Percepat Hilirisasi Nikel RI, Ancaman Hidrogen Jadi Pemicu

21 December 2024 - 12:17 WIB

Rupiah Melemah, Sentuh Level Rp 16.275/US$: Apa Penyebabnya?

19 December 2024 - 13:44 WIB

Prabowo di Al-Azhar: Kekayaan Indonesia Harus untuk Seluruh Rakyat

19 December 2024 - 13:35 WIB

Polemik Kenaikan Tarif PPN 12%: Keputusan Tepat atau Beban Baru bagi Masyarakat ?

19 December 2024 - 12:58 WIB

Perampingan BUMN: KAI dan INKA Siap Digabung dalam Satu Holding

18 December 2024 - 14:26 WIB

Trending di Ekonomi