Menu

Mode Gelap
Pemerintah Pastikan Ekonomi Stabil Meski Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen Mahfud MD: Wacana Maafkan Koruptor Berisiko Langgar Hukum Ketum PSSI Janji Lakukan Evaluasi Usai Timnas Gagal ke Semifinal Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024 usai Takluk 0-1 dari Filipina Geo Dipa Energi Ungkap Strategi Maksimalkan Potensi Panas Bumi Indonesia

Ekonomi · 5 Mar 2024 13:23 WIB ·

Bank Indonesia Pastikan Dukung Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi


 Bank Indonesia Pastikan Dukung Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Perbesar

Jakarta,Suaraindo.com – Bank Indonesia memastikan akan terus menggunakan bauran kebijakan yang mendukung pertumbuhan dan stabilitas perekonomian dalam negeri. Hal itu sebagai respons atas situasi perekonomian dunia yang urung menentu.

“Jangan membatasi kebijakan BI hanya untuk moneter semata.

Kami menggabungkan kebijakan tadi dengan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, perkembangan pasar uang, inklusi ekonomi, dan ekonomi hijau,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Mandiri Investment Forum 2024.

Kebijakan moneter bank sentral, lanjutnya akan tetap mendukung stabilitas.

Itu salah satunya dilakukan dengan pengendalian inflasi inti.

Karenanya, BI akan tetap mempertahankan tingkat bunga acuan atau BI Rate di angka 6% dalam beberapa waktu ke depan.

Namun Perry tak menampik bahwa BI juga melihat peluang adanya ruang bagi bank sentral untuk menurunkan BI Rate pada paruh kedua tahun ini.

Itu dapat dilakukan selama tingkat inflasi masih berada dalam rentang kendali BI.Upaya lain juga dilakukan melalui upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.

BI meyakini mata uang Garuda bakal mengalami apresiasi di semester II nanti seiring dengan ekspektasi melemahnya dolar Amerika Serikat di waktu yang sama.

“Kami akan memastikan penguatan itu, akan memperkuat pengendalian inflasi dan mendukung tingkat pertumbuhan ekonomi. Di dalam kebijakan moneter kami, meski suku bunga masih 6%, dan mencoba lihat upaya penyesuaian, kami terus mengupayakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” terang Perry.

Di lain sisi, BI juga akan menggunakan kebijakan makroprudensial untuk mendukung pertumbuhan intermediasi keuangan. Bank sentral, kata Perry, memastikan insentif likuiditas kepada perbankan tetap dilanjutkan.

Itu akan diberikan selama perbankan bersedia menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor produktif yang memberi dampak pada perekonomian.”Dari Rp268 triliun, yang digunakan baru Rp150 triliun saja, jadi masih ada yang tersedia bagi perbankan untuk memperluas pinjaman, semakin besar pinjaman maka semakin besar insentifnya,” pungkas Perry.

Artikel ini telah dibaca 229 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintah Pastikan Ekonomi Stabil Meski Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen

22 December 2024 - 10:50 WIB

Percepat Hilirisasi Nikel RI, Ancaman Hidrogen Jadi Pemicu

21 December 2024 - 12:17 WIB

Rupiah Melemah, Sentuh Level Rp 16.275/US$: Apa Penyebabnya?

19 December 2024 - 13:44 WIB

Prabowo di Al-Azhar: Kekayaan Indonesia Harus untuk Seluruh Rakyat

19 December 2024 - 13:35 WIB

Polemik Kenaikan Tarif PPN 12%: Keputusan Tepat atau Beban Baru bagi Masyarakat ?

19 December 2024 - 12:58 WIB

Perampingan BUMN: KAI dan INKA Siap Digabung dalam Satu Holding

18 December 2024 - 14:26 WIB

Trending di Ekonomi