Menu

Mode Gelap
Pemerintah Pastikan Ekonomi Stabil Meski Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen Mahfud MD: Wacana Maafkan Koruptor Berisiko Langgar Hukum Ketum PSSI Janji Lakukan Evaluasi Usai Timnas Gagal ke Semifinal Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024 usai Takluk 0-1 dari Filipina Geo Dipa Energi Ungkap Strategi Maksimalkan Potensi Panas Bumi Indonesia

Kesehatan · 27 Oct 2024 14:05 WIB ·

KB IUD Hormonal Dapat Memicu Kanker Payudara ? Ini Penjelasan Ahli


 KB IUD Hormonal Dapat Memicu Kanker Payudara ? Ini Penjelasan Ahli Perbesar

Suaraindo.com – Sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA menemukan bahwa seorang perempuab yang menggunakan alat KB hormonal seperti intrauterine device (IUD) memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi. Hal ini tentu membuat ketakutan yang berlebih di kalangan masyarakat awam, khususnya wanita.

Menanggapi hal ini, spesialis obstetri dan ginekologi dr Fedrik Monte Kristo, SpOG tidak membantah bahwa IUD hormonal memang bisa meningkatkan risiko kanker. Namun demikian, ia menegaskan ada banyak faktor lain yang berpengaruh.

“Jadi nggak serta merta ketika dia pakai (IUD Hormonal) pasti langsung kena kanker payudara, nggak. Datanya nggak bilang pasti,” ungkal dr Fedrik dikutip dari detikcom, Sabtu (26/10).

“Tapi pasti ada faktor lain, genetik. Faktor lingkungan seperti dia hidup nggak sehat, sering makan-makanan yang zat karsinogenik kayak bakar-bakaran itu meningkatkan risiko,” jelas dr Fedrik.

dr Fedrik menjelaskan, KB IUD hormonal juga terbilang sangat jarang digunakan di Indonesia. Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) lebih memilih memberikan IUD non-hormonal.

“Kebanyakan di kita itu KB yang non-hormonal, itu yang dikasih pemerintah secara gratis. Kalau dari BKKBN itu namanya Copper T. Dia nggak punya kadar hormon di dalamnya,” imbuhnya.

dr Fedrik mengajak masyarakat untuk tidak terlalu takut secara berlebih terhadap KB IUD Hormonal ini. Pasalnya, IUD merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang disarankan pemerintah, selain implan.

“Jadi dua KB itu masih yang sangat baik, dari segi efektivitasnya dan pemakaian jangka panjang,” pungkasnya.

Namun, tidak semua wanita bisa memenuhi syarat untuk menggunakan KB spiral ini, baik yang hormonal maupun non-hormonal.

“KB hormonal itu sangat selektif, misalnya wanita yang punya riwayat darah tinggi, obesitas, hipertensi tidak disarankan,” katanya.

“Wanita yang memiliki riwayat infeksi panggul atau keputihan berulang itu juga tidak disarankan,” tambahnya.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Demam Babi Afrika Merebak di Indonesia, Ribuan Ternak Mati

19 December 2024 - 13:28 WIB

BPOM Temukan 55 Produk Kosmetik Berbahaya, Ini Daftar Lengkapnya

7 December 2024 - 12:09 WIB

Kasus HIV-AIDS di Indonesia Melonjak: Remaja dan Dewasa Muda Mendominasi

1 December 2024 - 12:57 WIB

Peningkatan Utilitas Pelayanan Kesehatan Sebabkan BPJS Kesehatan Tekor Rp 20 T Tahun Ini

14 November 2024 - 15:10 WIB

Badan Pangan Nasional Lakukan Investigasi Anggur Shine Muscat dari China

30 October 2024 - 15:32 WIB

Wabah Bakteri Berbahaya di Burger McDonald’s, 1 Orang Meninggal Dunia

26 October 2024 - 16:30 WIB

Trending di Internasional