Menu

Mode Gelap
Geo Dipa Energi Ungkap Strategi Maksimalkan Potensi Panas Bumi Indonesia AS Batalkan Hadiah Rp162 M untuk Penangkapan Pemimpin Baru Suriah Kemenag Siapkan Kendaraan Baru untuk Layanan Jemaah Haji 2025 Kemlu RI Sebut Peningkatan Jumlah WNI ke Kamboja Terkait Industri Judi Online Percepat Hilirisasi Nikel RI, Ancaman Hidrogen Jadi Pemicu

Internasional · 30 Jun 2024 21:44 WIB ·

Perdana Menteri Lebanon Ungkapkan Bahwa Kondisi Perang Akibat Serangan Israil


 Perdana Menteri Lebanon Ungkapkan Bahwa Kondisi Perang Akibat Serangan Israil Perbesar

Suaraindo.com – Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, pada Sabtu (29/6/2024), menyatakan bahwa negaranya berada dalam keadaan perang akibat ancaman dan serangan dari Israel.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel, di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel. Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 37.800 orang.

“Ancaman yang kita hadapi seperti perang psikologi. Pertanyaan semua orang adalah ‘apakah itu perang?’ Ya, kita dalam keadaan perang. Akibat serangan Israel, ada banyak korban tewas dari pihak sipil dan non sipil dan desa-desa yang hancur,” kata Mikati dalam pernyataan pada Sabtu (29/6).

Pernyataan ini mengikuti pengumuman IDF pada 18 Juni bahwa mereka menyetujui rencana operasional serangan di Lebanon. Israel mengancam untuk “mengubah aturan” terhadap Hizbullah dan Lebanon, dengan ancaman “perang habis-habisan” untuk menghancurkan gerakan tersebut.

Situasi semakin tegang setelah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengancam akan menyerang Israel utara jika konfrontasi meningkat. Pertempuran antara IDF dan pasukan Hizbullah terus berlangsung di sepanjang perbatasan setiap hari, memaksa puluhan ribu warga Lebanon dan Israel meninggalkan rumah mereka di wilayah perbatasan.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mengatakan sekitar 100.000 orang harus meninggalkan rumah-rumah mereka di wilayah perbatasan, sementara Kemenlu Israel mengatakan sebanyak 80.000 warganya harus melakukan hal yang sama.

Dalam tanggapannya terhadap eskalasi ini, Kementerian Luar Negeri Lebanon meminta gencatan senjata, sementara Bahrain mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak dengan mengeluarkan resolusi untuk mencegah konflik meluas dan mempertahankan keamanan regional.

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

AS Batalkan Hadiah Rp162 M untuk Penangkapan Pemimpin Baru Suriah

21 December 2024 - 12:30 WIB

Kemlu RI Sebut Peningkatan Jumlah WNI ke Kamboja Terkait Industri Judi Online

21 December 2024 - 12:19 WIB

Misteri Drone di Pangkalan NATO: AS Buka Suara Soal Aktivitas Jet Tempur

21 December 2024 - 12:15 WIB

Berlakukan Sanksi terhadap Iran

20 December 2024 - 13:19 WIB

Kritik Dunia di KTT D-8, Presiden Prabowo: HAM Bukan untuk Orang Muslim, Ini Sangat Menyedihkan

20 December 2024 - 13:17 WIB

Kunjungan Diplomatik Presiden Prabowo di Mesir, Fokus pada Kerja Sama Strategis Multilateral

19 December 2024 - 13:58 WIB

Trending di Internasional