Suaraindo.com – Harga mobil-mobil bensin dan listrik buatan pabrikan otomotif China dibanderol dengan harga relatif terjangkau jika dibandingkan dengan mobil Jepang dan Korea.
Menurut pakar otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu, harga kompetitif mobil China di Indonesia bukan tanpa alasan.
Ia menjelaskan strategi itu dalam upaya meraih pangsa pasar yang signifikan di negara yang memiliki pasar kompetitif seperti Indonesia.
“Ada beberapa alasan mengapa pabrikan China, mungkin memilih untuk membanderol kendaraan mereka dengan harga yang terjangkau,” kata Yannes.
Alasan pertama mobil-mobil merek China memiliki harga yang cukup terjangkau untuk saat ini karena ingin meraih pangsa pasar yang signifikan terutama di negara dengan pasar yang cukup kompetitif seperti di Indonesia.
Menawarkan produk dengan harga yang terjangkau berikut kualitas mesin yang tinggi dan desain yang menarik dapat menjadi cara efektif untuk menarik perhatian konsumen.
“Strategi ini memungkinkan pabrikan baru untuk menembus pasar yang sudah dikuasai oleh merek-merek yang lebih mapan,” ujar Yannes.
Alasan berikutnya adalah untuk mengejar jumlah volume penjualan yang positif. Volume penjualan yang tinggi tidak hanya meningkatkan pangsa pasar, tapi, juga dapat membantu mencapai skala ekonomi yang pada gilirannya dapat menurunkan biaya produksi mobil listrik per unit.
Alasan pabrikan China menghadirkan kendaraan dengan nilai yang ekonomis sebagai perkenalan sebagai pendatang baru, ini merupakan cara yang efektif untuk membangun citra merek.
Konsumen yang awalnya tertarik karena harga mungkin menjadi pelanggan setia jika mereka puas dengan kualitas desain dan teknologi yang diberikan berikut garansi produk, serta layanan 3S (Sales, Service, Spare Parts) yang disediakan pabrikan.
Selain itu, Yannes mengatakan perusahaan otomotif China sangat dinamis merespons tekanan pasar yang begitu kompetitif dari berbagai merek yang sudah mapan seperti Jepang.
“Pabrikan China mungkin melihat bahwa satu-satunya cara untuk bisa bersaing secara efektif adalah dengan menawarkan nilai yang lebih baik melalui harga yang lebih rendah di samping produk yang berkualitas tinggi,” ucapnya.
Alasan terakhir adalah kondisi ekonomi yang berfluktuasi dan daya beli mayoritas konsumen otomotif di Indonesia yang tampaknya masih terjebak pada pendapatan yang tidak terlalu tinggi.
Kondisi itu menjadikan penetapan harga yang tepat menjadi sangat kritis. Harga yang terjangkau bisa menjadi faktor penentu yang sangat rasional bagi banyak konsumen saat memutuskan pembelian.
“Kisaran harga yang tepat untuk kendaraan-kendaraan China adalah membidik pasar terbesar otomotif Indonesia, yakni di kisaran harga mulai dari Rp150 sampai dengan Rp500 juta,” tutup Yannes.