Menu

Mode Gelap
Jokowi Bungkam soal Pemblokiran Anggaran IKN, Minta Ditanyakan ke Pemerintah Prabowo Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Sebut Kelalaian Pegawai Diduga Sebabkan Kebakaran di Kantornya BPJS Kesehatan Terapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Mulai Juli 2025, Apa yang Berubah? Setelah Makan Berginzi Gratis, Terbitlah Cek Kesehatan Gratis Pemerintah Pastikan Gaji ke-13 dan 14 ASN Tidak Terdampak Efisiensi

Ekonomi · 12 Oct 2024 17:57 WIB ·

UMKM Otomotif Belum Siap Hadapi Era Elektrifikasi, Toyota Ungkap Kendala


 UMKM Otomotif Belum Siap Hadapi Era Elektrifikasi, Toyota Ungkap Kendala Perbesar

Suaraindo.com – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyatakan bahwa para pemasok komponen otomotif dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) belum melakukan transisi ke kendaraan listrik. Menurut Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, kondisi ini disebabkan oleh volume pasar kendaraan listrik di Indonesia yang masih belum cukup besar untuk dijadikan basis produksi, meskipun pertumbuhannya sudah menunjukkan tren yang positif. “Belum (transisi ke EV). Sebenarnya yang terpenting induknya dahulu,” jelas Bob di BSD, Tangerang, Rabu (9/10/2024).

Bob menambahkan bahwa meski pemerintah sudah memberikan dukungan, pertumbuhan pasar kendaraan listrik masih membutuhkan upaya lebih besar agar mencapai skala yang memungkinkan pendalaman komponen di dalam negeri. “Pertumbuhan kita saat ini memang butuh effort untuk bisa ke volume di mana kita dapat melakukan pendalaman komponen lebih jauh lagi,” lanjutnya.

Bob menjelaskan bahwa perusahaan baru dapat melakukan produksi komponen lokal jika penjualan kendaraan listrik mencapai setidaknya 100.000 unit per tahun. Saat ini, berdasarkan data dari Gaikindo, penjualan mobil hybrid di Indonesia dalam enam bulan pertama tahun ini baru mencapai 25.791 unit, meskipun angka tersebut sudah mengalami peningkatan 49% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Bob, meskipun pasar hybrid terus berkembang, angkanya belum cukup untuk membentuk ekosistem lokal yang solid. “Pasar hybrid kita baik, namun belum cukup untuk sampai ke kondisi bisa melokalisasinya,” ucapnya. Ia menekankan pentingnya lokalisasi komponen untuk mendukung transisi ke kendaraan listrik secara lebih masif.

Bob juga menyoroti pentingnya pembentukan ekosistem komponen kendaraan listrik di Indonesia, yang dinilai perlu mencapai angka 100.000 unit per tahun atau sekitar 10% dari total pasar. Ia membandingkan dengan Thailand yang telah mengembangkan pasar hybrid selama satu dekade, yang menurutnya memudahkan negara tersebut untuk beralih ke kendaraan listrik sepenuhnya.

“Thailand sudah mengembangkan kendaraan hybrid selama 10 tahun dan bahkan sudah memiliki pasar sekunder. Ini membuat transisi ke BEV (Battery Electric Vehicle) lebih mudah,” pungkas Bob.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Setelah Makan Berginzi Gratis, Terbitlah Cek Kesehatan Gratis

8 February 2025 - 12:39 WIB

Pemerintah Pastikan Gaji ke-13 dan 14 ASN Tidak Terdampak Efisiensi

8 February 2025 - 12:37 WIB

Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Stabil Jelang Bulan Ramadhan

8 February 2025 - 12:35 WIB

Distribusi Belum Merata: Pedagang Keluhkan Sulitnya Mencari Gas LPG 3 Kg

7 February 2025 - 14:59 WIB

Pemerintah Akan Ubah Mekanisme Pembayaran Pensiun ASN & TNI-Polri, Ini Alasannya

6 February 2025 - 15:23 WIB

Praktik Curang di Balik Kenaikan Harga Minyakita Terungkap, Pemerintah Siapkan Tindakan Tegas

5 February 2025 - 11:36 WIB

Trending di Ekonomi