Suaraindo.com – Pemerintah Inggris telah mengumumkan rencana untuk mengirim lebih dari 10.000 unit drone ke Ukraina sebagai dukungan dalam konfliknya melawan invasi Rusia yang berkelanjutan.
Dalam sebuah laporan yang dibuat oleh AFP pada Jumat (8/3/2024), pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, saat kunjungannya ke Kyiv, Ukraina, pada hari Kamis (7/3).
Menurut pernyataan dari Kementerian Pertahanan Inggris, telah dialokasikan dana sebesar 125 juta Poundsterling (sekitar Rp 2,4 triliun) untuk pembelian “drone canggih”. Total, bantuan drone untuk Ukraina diperkirakan bernilai hingga 325 juta Poundsterling (sekitar Rp 6,4 triliun).
Drone yang akan dikirim mencakup berbagai jenis, termasuk drone dengan pandangan orang pertama, drone serang satu arah, drone pengawasan, dan drone untuk operasi maritim. Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan bahwa alat-alat ini akan dikirimkan kepada Angkatan Bersenjata Ukraina selama tahun ini.
Shapps, dalam kunjungannya yang ketiga ke Ukraina, menyatakan, “Saya meningkatkan komitmen kami untuk mempersenjatai Ukraina dengan drone-drone baru yang canggih, yang datang langsung dari industri pertahanan Inggris yang terkemuka di dunia.” Dia bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan Menteri Pertahanan Rustem Umerov selama kunjungan tersebut.
Sejak invasi Rusia terhadap Ukraina dimulai pada Februari 2022, Inggris telah memberikan bantuan militer yang bernilai lebih dari 7 miliar Poundsterling kepada Ukraina dan telah melatih puluhan ribu tentara Ukraina. Inggris juga tercatat sebagai negara pertama yang menyuplai senjata jarak jauh kepada militer Ukraina, termasuk pengiriman rudal Storm Shadow pada Mei tahun lalu.
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, Ukraina telah menggunakan berbagai jenis drone dalam pertarungannya melawan Rusia, yang dikatakan telah “menghancurkan dan merusak ribuan peralatan dan kendaraan Rusia”. Ukraina saat ini menghadapi tantangan berupa kekurangan tenaga kerja dan senjata, yang membuatnya berada dalam posisi kurang menguntungkan dalam pertempuran melawan Rusia yang baru-baru ini membuat kemajuan di garis depan.