Suaraindo.com – Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat menyatakan potensi risiko terhadap posisi Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel.
“Kelangsungan hidup Netanyahu sebagai pemimpin … mungkin dalam bahaya,” demikian isi laporan tersebut sebagaimana dikutip dari Aljazeera pada (12/03).
Analisis yang dibagikan pada 11 Maret 2024 menyoroti peningkatan ketidakpercayaan publik terhadap kapabilitas Netanyahu dalam memimpin, yang kini lebih intens dibanding sebelum konflik. Terdapat proyeksi mengenai kemungkinan demonstrasi besar yang menyerukan pengunduran diri Netanyahu serta pemilu baru.
“Pemerintahan yang berbeda dan lebih moderat adalah sebuah kemungkinan,” menurut isi laporan itu.
Laporan tersebut juga membahas kebutuhan untuk mengatasi masalah kemanusiaan di Gaza dan upaya pembangunan ulang, termasuk perbaikan struktur pemerintahan dan keamanan di Gaza dan Tepi Barat.
“Akan menjadi komponen kunci dari hubungan jangka panjang Israel-Palestina,” menurut laporan itu.
Menambahkan, “Netanyahu secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap diplomasi pascaperang dengan Otoritas Palestina terhadap kompromi teritorial. Israel mungkin akan menghadapi perlawanan bersenjata yang berkepanjangan dari Hamas di tahun-tahun mendatang.”
Selanjutnya, dikemukakan bahwa militer akan menghadapi tantangan dalam mengneutralisir infrastruktur bawah tanah milik Hamas, yang memungkinkan pemberontak untuk bersembunyi, memulihkan diri, dan melakukan serangan mendadak terhadap pasukan Israel.