Menu

Mode Gelap
Kebakaran Los Angeles Memburuk, Elon Musk dan Donald Trump Tuai Kritik Akibat Sebar Misinformasi Donald Trump dan Rencana Kontroversialnya: Ambisi ‘America First’ di Balik Ancaman Militer Indonesia dan Jepang Jalin Kesepakatan Strategis: Fokus pada Gizi, Energi, dan Keamanan Kratom: Daun ‘Surga’ dari Indonesia yang Laris Manis di Pasar Amerika Patwal Diduga Arogan Saat Kawal Mobil RI 36, Sekretaris Kabinet Beri Teguran

Ekonomi · 11 Jan 2025 20:54 WIB ·

Donald Trump dan Rencana Kontroversialnya: Ambisi ‘America First’ di Balik Ancaman Militer


 Donald Trump dan Rencana Kontroversialnya: Ambisi ‘America First’ di Balik Ancaman Militer Perbesar

Suaraindo.com – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menggemparkan dunia dengan pernyataannya yang kontroversial. Dalam sebuah pernyataan, ia mengungkapkan rencana untuk mengambil alih wilayah berdaulat seperti Kanada, Greenland, dan kendali atas Terusan Panama. Meski kemudian Trump meluruskan bahwa rencana tersebut tidak akan diwujudkan, pernyataannya memicu spekulasi dan analisis mengenai tujuan sebenarnya di balik manuver ini.

Sejumlah pengamat menilai bahwa rencana Trump tidak dapat dilepaskan dari doktrin America First yang selama ini menjadi jangkar kebijakan luar negerinya. Langkah ini, menurut mereka, bertujuan untuk memperkuat posisi geopolitik dan ekonomi AS di tengah kemunculan poros kekuatan baru yang berupaya melemahkan pengaruh Washington, seperti China, Rusia, Venezuela, dan Iran.

Meski kemungkinan besar Trump tidak akan benar-benar mengambil alih wilayah-wilayah tersebut, ancamannya dapat digunakan untuk memberikan tekanan terhadap negara-negara tersebut demi kepentingan strategis AS. Contohnya adalah Greenland, yang memiliki potensi besar dalam mineral tanah jarang serta rute laut baru yang muncul akibat mencairnya es kutub. Ancaman terhadap Terusan Panama juga bisa memberikan AS keuntungan berupa diskon biaya melintasi jalur vital antara Samudra Atlantik dan Pasifik.

Di sisi lain, tekanan terhadap Kanada, yang selama ini menjadi sekutu geografis terdekat AS, dapat membuka jalan bagi kesepakatan perdagangan baru yang menguntungkan produsen AS. Trump bahkan menyebut Kanada “menumpang” pada payung pertahanan Amerika dan seharusnya menjadi bagian dari Negeri Paman Sam.

Pendekatan ini sejalan dengan doktrin kebijakan luar negeri Trump, yang mengutamakan agresivitas untuk memenangkan kepentingan nasional. Dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2020, Trump dengan tegas menyatakan, “Sebagai presiden, saya telah menolak pendekatan yang gagal di masa lalu, dan saya dengan bangga mengutamakan Amerika, sebagaimana Anda seharusnya mengutamakan negara Anda.”

Manuver Trump juga mencerminkan pola pikir yang melihat sedikit perbedaan antara sekutu dan musuh. Hal ini menjelaskan ancamannya untuk mengenakan tarif tinggi kepada Denmark jika mereka tidak menyerahkan Greenland kepada AS.

Meski ancaman seperti pengiriman pasukan untuk merebut Greenland atau Terusan Panama bertentangan dengan janji kampanye Trump untuk menghindari keterlibatan asing baru, ide ini dianggap sebagai bagian dari strategi ideologi America First. Hal Brands, seorang profesor urusan global di Johns Hopkins University, berpendapat bahwa pendekatan ini menunjukkan pergeseran dari globalisme ke kontinentalisme, di mana AS lebih fokus pada penguatan pengaruh regional daripada global.

Strategi Trump yang keras mungkin tidak akan diwujudkan secara langsung, tetapi tekanan yang ia berikan merupakan bagian dari upayanya untuk mengukuhkan posisi AS sebagai negara adidaya yang mendominasi. Dalam konteks ini, ancaman terhadap wilayah berdaulat seperti Kanada, Greenland, dan Terusan Panama tidak hanya menjadi alat diplomasi, tetapi juga simbol dari ambisi besar Trump untuk memperkuat pengaruh Amerika di panggung dunia.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kebakaran Los Angeles Memburuk, Elon Musk dan Donald Trump Tuai Kritik Akibat Sebar Misinformasi

11 January 2025 - 20:55 WIB

Indonesia dan Jepang Jalin Kesepakatan Strategis: Fokus pada Gizi, Energi, dan Keamanan

11 January 2025 - 20:51 WIB

Patwal Diduga Arogan Saat Kawal Mobil RI 36, Sekretaris Kabinet Beri Teguran

11 January 2025 - 16:49 WIB

Kebakaran Hutan Los Angeles Picu Masalah Kesehatan dan Kualitas Udara Buruk

11 January 2025 - 16:45 WIB

RI dan Jepang Perkuat Kerja Sama di Berbagai Bidang, Program Makanan Bergizi Gratis Mendapat Dukungan

11 January 2025 - 16:43 WIB

Rupiah Menguat ke Rp16.190 per Dolar AS, Mata Uang Asia Bergerak Bervariasi

10 January 2025 - 16:44 WIB

Trending di Ekonomi