Menu

Mode Gelap
Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026 KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Lewat Surat Edaran Baru Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

Internasional · 11 Jan 2025 16:45 WIB ·

Kebakaran Hutan Los Angeles Picu Masalah Kesehatan dan Kualitas Udara Buruk


 Kebakaran Hutan Los Angeles Picu Masalah Kesehatan dan Kualitas Udara Buruk Perbesar

Suaraindo.com – Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles memicu peringatan kualitas udara yang berdampak serius pada kesehatan masyarakat. Kabut asap tebal menyelimuti kota, memaksa warga untuk beraktivitas di dalam ruangan. Seorang juru masak di restoran Teddy’s Cocina, Dulce Perez, mengaku kesulitan bernapas akibat kabut asap yang membahayakan.

“Kami hanya mencoba untuk tetap berada di dalam ruangan,” ujarnya, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (11/1/2025). Restoran tetap beroperasi, namun para pengungsi kebakaran hutan yang datang untuk makan siang terlihat berlindung dari udara yang berbahaya.

Para pejabat Los Angeles telah mengeluarkan peringatan kualitas udara, meliburkan sekolah, dan memperingatkan warga tentang bahaya asap kebakaran yang bisa memicu masalah kesehatan serius. Asap kebakaran ini mengandung abu, jelaga, dan gas berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.

Menurut Sunny Lee, manajer program tanggap darurat CORE, kelompok rentan seperti tunawisma sangat terdampak. “Mereka tidak memiliki tempat berlindung dari kualitas udara yang buruk, sehingga kami membagikan masker N95 sebanyak mungkin,” ujarnya.

Kebakaran yang terjadi sejak Selasa telah melahap lebih dari 13.760 hektare atau sekitar 53 mil persegi. Para ilmuwan mencatat bahwa konsentrasi materi partikulat halus di Los Angeles sempat mencapai tingkat mengkhawatirkan, yakni 40 hingga 100 mikrogram per meter kubik, jauh di atas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang hanya 5 mikrogram per meter kubik.

Carlos Gould, ilmuwan kesehatan lingkungan dari University of California San Diego, menyebut bahwa peningkatan konsentrasi materi partikulat ini bisa meningkatkan angka kematian hingga 15% setiap hari.

Dr. Afif El-Hasan dari Asosiasi Paru-Paru Amerika menambahkan bahwa produk sampingan kimiawi dari bahan buatan manusia yang terbakar dapat menembus lebih dalam ke paru-paru dan masuk ke aliran darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit pernapasan lainnya.

Alat pembersih udara terjual habis di berbagai toko, sementara warga mencoba menutup celah jendela dengan selotip untuk mencegah asap masuk. Meski kualitas udara membaik pada Jumat, peringatan tetap berlaku karena materi partikulat berbahaya masih berada di tingkat yang mengancam kesehatan.

Para pejabat setempat terus mengimbau masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah dan menggunakan masker pelindung. Upaya kolaboratif antara pemerintah dan organisasi kemanusiaan menjadi sangat penting untuk memitigasi dampak buruk dari bencana ini.

Kebakaran hutan Los Angeles menjadi pengingat betapa krusialnya langkah-langkah preventif dalam menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin intens.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza

20 May 2025 - 15:13 WIB

Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

19 May 2025 - 14:41 WIB

25 Ribu Pengemudi Ojol Siap Nonaktifkan Aplikasi Selama 24 Jam Besok

19 May 2025 - 14:40 WIB

Kunjungan Resmi Presiden Prabowo ke Thailand: Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia–Thailand

18 May 2025 - 15:10 WIB

Diplomasi Budaya Indonesia Menggema di Festival Film Cannes 2025

18 May 2025 - 15:09 WIB

Kebakaran Besar di Pabrik Karet Padang, Aparat Amankan Lokasi dan Bantu Evakuasi

18 May 2025 - 15:06 WIB

Trending di Bencana Alam