Suaraindo.com – Salah satu Proyek tambang emas terbesar di Indonesia berada di Pani, Gorontalo, Sulawesi yang dikelola PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Saat ini pihak perusahaan sedang bernegosiasi alot dengan para penambang ilegal. Proyek tambang emas tersebut direncanakan mulai beroperasi pada 2026.
Chief of External Affairs PT Merdeka Copper Gold Tbk yang juga Presiden Direktur Pani Gold Project, Boyke Abidin, menyampaikan bahwa dirinya menghargai bahwa para penambang ilegal ini punya kegiatan di area-area yang sedang ada konstruksi milik MDKA.
“Tetapi, pada saat yang bersamaan, kita lakukan program tali asih, kita lakukan program alih profesi untuk menurunkan tiga ribuan orang. Kita kasih alternatif untuk bekerja di tempat lain, kita kasih alternatif untuk bisa memulai kegiatan baru. Yang penting, mereka turun dari area kita,” jelas Boyke kepada rekan-rekan wartawan, Jakarta, Senin (16/12).
Boyke menjelaskan, sejauh ini sudah terlaksana dan sebanyak tiga ribuan penambang ilegal sudah terindentifikasi. Sebanyak sekitar 1.300 orang sudah menerima program-program tali asih dan profesi.
“Sisanya bodong, klaim-klaim lain seperti itu biasanya ‘kan dia lakukan oleh banyak pihak. Tetapi setelah kita verifikasi, ternyata lahan itu tidak ada ataupun bekas-bekas penambangan yang mereka klaim juga tidak terbukti ada. Kita kategorikan sebagai lahan-lahan atau proposal-proposal kegiatan pertambangan yang bodong,” kata Boyke.
Sebagai informasi tambahan, proyek emas Pani di Gorontalo yang nantinya digadang-gadang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Tanah Air, akan menyelesaikan konstruksi hingga akhir 2025 dan rencana melakukan penuangan emas pertama atau first gold pour di 2026.
Nantinya, proyek emas Pani akan mempekerjakan kurang lebih sekitar dua ribuan tenaga kerja, sesuai dengan ketentuan pemerintah setempat bahwa Pani akan mempekerjakan masyarakat sekitar area tambang Pani.