Suaraindo.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan lonjakan signifikan impor beras Indonesia sepanjang Januari-November 2024, mencapai total 3,85 juta ton. Angka ini didominasi oleh beras tengah giling sebanyak 3,39 juta ton atau sekitar 88,20% dari total impor.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa mayoritas beras impor ini berasal dari Thailand (30,97%), diikuti oleh Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan India. “Untuk beras basmati dan beras pecah, volumenya jauh lebih kecil dibandingkan beras tengah giling,” ujar Amalia pada Senin (16/12/2024).
Secara nilai, impor beras sepanjang periode tersebut mencapai USD 2,36 miliar atau sekitar Rp 37 triliun, meningkat drastis 62,63% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Pada 2023, nilai impor tercatat sebesar USD 1,45 miliar, sementara pada 2022 hanya USD 0,15 miliar.
Peningkatan tajam ini terjadi di tengah tahun politik 2024, menunjukkan adanya kebutuhan besar terhadap impor beras meskipun cadangan dalam negeri terus menjadi fokus pemerintah.
Lonjakan impor ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan ketahanan pangan yang lebih strategis, terutama menjelang 2025 di mana pemerintah menargetkan tidak lagi mengimpor beras.