Suaraindo.com -Presiden Vladimir Putin berencana meningkatkan anggaran pertahanan Rusia secara signifikan untuk tahun 2025. Pemerintah Rusia akan mengalokasikan 32,5% dari total belanja negara, mencapai rekor sebesar Rp 2.247 triliun (sekitar US$ 145 miliar), untuk memperkuat militernya dan memenangkan perang melawan Ukraina. Kenaikan ini lebih dari tiga triliun rubel dibandingkan anggaran tahun 2024.
Perang Ukraina telah menjadi konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, menguras sumber daya kedua belah pihak. Sementara Ukraina mendapatkan dukungan dari sekutu Baratnya, Rusia tetap mengandalkan militernya yang lebih besar dan lebih kuat untuk mendorong pasukan Ukraina mundur di wilayah timur.
Namun, di tengah perang yang berkepanjangan, ekonomi Rusia mengalami tekanan besar. Pemerintah Rusia berupaya menyeimbangkan pengeluaran besar di bidang militer dengan tantangan ekonomi domestik, termasuk inflasi yang mencapai 9,1%. Bank sentral Rusia telah menaikkan suku bunga acuannya menjadi 19% untuk meredam inflasi, dengan target mencapai 4% pada tahun 2025.
Selain anggaran yang naik pada 2025, pemerintah Rusia berencana menurunkan pengeluaran pertahanan pada tahun 2026. Meskipun demikian, Putin terus mencari cara untuk mempertahankan upaya perangnya tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi Rusia di tengah tekanan global.
Proses finalisasi anggaran ini masih harus melalui persetujuan di parlemen Rusia, termasuk pembahasan di Duma Negara dan Dewan Federasi, sebelum ditandatangani oleh Presiden Putin dan disahkan menjadi undang-undang