Menu

Mode Gelap
Geo Dipa Energi Ungkap Strategi Maksimalkan Potensi Panas Bumi Indonesia AS Batalkan Hadiah Rp162 M untuk Penangkapan Pemimpin Baru Suriah Kemenag Siapkan Kendaraan Baru untuk Layanan Jemaah Haji 2025 Kemlu RI Sebut Peningkatan Jumlah WNI ke Kamboja Terkait Industri Judi Online Percepat Hilirisasi Nikel RI, Ancaman Hidrogen Jadi Pemicu

Internasional · 28 Sep 2024 10:03 WIB ·

China Luncurkan Stimulus Ekonomi untuk Stabilkan Pertumbuhan


 China Luncurkan Stimulus Ekonomi untuk Stabilkan Pertumbuhan Perbesar

Suaraindo.com – China meluncurkan serangkaian stimulus ekonomi pada Jumat (27/9/2024) di tengah kondisi ekonomi yang sedang kurang optimal. Mengutip AFP, Bank Sentral China memutuskan untuk memangkas rasio persyaratan cadangan yang menentukan jumlah cadangan yang harus disimpan oleh pemberi pinjaman. Kepala Bank Sentral China, Pan Gongsheng, menyatakan bahwa langkah ini akan menyuntikkan sekitar satu triliun yuan (Rp 2.140 triliun) dalam likuiditas jangka panjang.

Selain memangkas rasio cadangan, Bank Rakyat China juga menurunkan suku bunga reverse repo tujuh hari dari 1,7% menjadi 1,5%. Langkah ini diambil sehari setelah Presiden Xi Jinping dan pejabat tinggi lainnya mengakui adanya “masalah baru” dalam perekonomian China dan menguraikan rencana untuk memulihkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Partai Komunis China mengadakan pertemuan Politbiro pada Kamis untuk menganalisis situasi ekonomi terkini. “Beberapa situasi dan masalah baru telah muncul dalam jalannya ekonomi saat ini,” lapor kantor berita Xinhua. Mereka menekankan pentingnya melihat situasi ekonomi secara komprehensif, menghadapi kesulitan secara langsung, dan memperkuat kepercayaan diri.

Di tingkat masyarakat, dampak ekonomi yang lamban terlihat jelas. Chang Guiyong, seorang pemilik bisnis di Shanghai, mengungkapkan bahwa kondisi berbisnis tahun ini lebih sulit dibandingkan masa pandemi. “Orang-orang tidak lagi ingin makan di luar, bahkan pekerja kantoran membawa kotak makan siang sendiri,” katanya.

Tindakan stimulus ini disambut positif oleh pasar, dengan saham di Shanghai dan Hong Kong naik sekitar 10 persen minggu ini. Analis di Nomura mencatat bahwa “Beijing tampaknya bertekad untuk meluncurkan stimulus bazookanya secara berurutan.” Mereka juga memprediksi langkah-langkah tambahan akan diumumkan oleh kementerian dan pemerintah daerah dalam beberapa minggu mendatang.

Namun, para analis juga memperingatkan bahwa stimulus ini mungkin tidak cukup untuk mencapai target pertumbuhan China. ANZ memproyeksikan PDB China tahun ini hanya mencapai 4,9 persen, dengan dukungan tambahan yang diharapkan akan diumumkan dalam beberapa bulan ke depan. “Namun, paket ini masih terlalu kecil dan terlambat untuk mengatasi masalah properti yang sedang berlangsung,” tulis ANZ dalam catatannya.

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

AS Batalkan Hadiah Rp162 M untuk Penangkapan Pemimpin Baru Suriah

21 December 2024 - 12:30 WIB

Kemlu RI Sebut Peningkatan Jumlah WNI ke Kamboja Terkait Industri Judi Online

21 December 2024 - 12:19 WIB

Misteri Drone di Pangkalan NATO: AS Buka Suara Soal Aktivitas Jet Tempur

21 December 2024 - 12:15 WIB

Berlakukan Sanksi terhadap Iran

20 December 2024 - 13:19 WIB

Kritik Dunia di KTT D-8, Presiden Prabowo: HAM Bukan untuk Orang Muslim, Ini Sangat Menyedihkan

20 December 2024 - 13:17 WIB

Kunjungan Diplomatik Presiden Prabowo di Mesir, Fokus pada Kerja Sama Strategis Multilateral

19 December 2024 - 13:58 WIB

Trending di Internasional