Suaraindo.com – Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA) menghibahkan dana sekitar US$ 2 juta atau Rp 31 miliar kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Perjanjian ini termuat dalam Grant Agreement yang ditandatangani kedua pihak pada Rabu (6/3), berupa studi kelayakan interkoneksi energi hijau lintas batas Indonesia-Malaysia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kolaborasi dan kemitraan sangat penting untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia. Kolaborasi dengan USTDA sangat penting untuk memperkuat interkoneksi yang saling terhubung antarnegara ASEAN.
“Interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia dan Kalimantan-Sabah dianggap sebagai salah satu interkoneksi prioritas, mengingat dampaknya terhadap ketahanan energi regional dan percepatan upaya transisi energi,” ungkap Darmawan dalam siaran pers, Minggu (10/3).
Kerja sama tersebut merupakan simbol kekuatan baru ASEAN yang kini menjadi satu kesatuan. Mimpi besar ini, tegas Darmawan, hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi, seperti yang dicontohkan melalui kemitraan PLN dan USTDA.
“Mimpi besar ASEAN Power Grid adalah bagaimana infrastruktur ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara di Asia Tenggara, meningkatkan ketahanan energi, dan di saat yang sama juga mendukung transisi ke energi yang lebih bersih. Mimpi ini hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi,” tambahnya.
Darmawan tidak memungkiri proyek interkoneksi ini bukanlah perkara mudah, ada tantangan dari sisi kebijakan negara yang berbeda-beda, teknis, dan komersial, dimana hanya dapat diatasi apabila seluruh pihak bersatu.