Suaraindo.com – Indonesia semakin memperkuat posisinya dalam diplomasi global dengan menyatakan niat bergabung ke forum BRICS pada KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia. Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan bahwa langkah ini adalah pengejawantahan dari politik luar negeri bebas aktif Indonesia, yang tidak terikat pada blok tertentu. Sugiono menekankan pentingnya forum ini dalam mengangkat isu-isu kritis bagi negara berkembang, khususnya Global South, seperti reformasi sistem multilateral dan pembangunan berkelanjutan.
Langkah Indonesia selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih yang menekankan ketahanan pangan, energi, serta pengembangan sumber daya manusia. Menurut Sugiono, BRICS dapat menjadi wadah strategis bagi Indonesia untuk berkontribusi pada tatanan dunia yang lebih inklusif dan adil. Hal ini juga memperkuat komitmen Indonesia untuk terlibat aktif di berbagai forum internasional, termasuk G20 dan pertemuan tingkat menteri G7.
Selain memperjuangkan kepentingan nasional, Indonesia menggarisbawahi pentingnya solidaritas di antara negara berkembang, terutama dalam menghadapi ketidakpastian geopolitik saat ini. Pesan perdamaian dan keadilan global juga disampaikan Sugiono dalam pertemuan bilateral dengan para pemimpin dari Rusia, Tiongkok, India, dan beberapa negara sahabat lainnya.
Kehadiran Malaysia, Thailand, dan Vietnam sebagai mitra BRICS di KTT ini semakin menunjukkan pentingnya kolaborasi regional di tengah situasi global yang penuh tantangan. Negara-negara ASEAN ini mencari peluang perdagangan yang lebih luas dan diversifikasi hubungan ekonomi untuk mengatasi dampak dari konflik global.
Penggabungan dengan BRICS diharapkan dapat membuka jalan bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya untuk memainkan peran yang lebih signifikan dalam membentuk dinamika ekonomi dan politik global, serta mempromosikan kerja sama yang lebih erat di antara negara-negara Global South.