Suaraindo.com – Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak, mengungkapkan bahwa Israel mungkin akan melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran setelah Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran ke Israel. Dalam wawancaranya yang dikutip oleh The Guardian, Barak, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Darat, mengatakan bahwa respons Israel dapat mengikuti model serangan udara terhadap infrastruktur yang dikuasai Houthi di Yaman.
“Saya pikir kita mungkin melihat sesuatu seperti itu. Itu mungkin serangan besar-besaran, dan itu bisa diulang lebih dari sekali,” ujar Barak. Ia juga menyebutkan bahwa di pemerintahan Netanyahu terdapat tekanan untuk setidaknya melakukan serangan simbolis terhadap program nuklir Iran.
Menurut Barak, meskipun respons militer Israel akan signifikan, perang regional besar-besaran masih dapat dihindari dengan upaya diplomasi, termasuk menggantikan Hamas di Palestina dengan pemerintahan yang didukung negara-negara Arab. “Mungkin ada beberapa peluang untuk membatasi konflik ini sebelum berubah menjadi bentrokan Timur Tengah skala penuh,” tambahnya.
Ketegangan ini memuncak setelah Iran melancarkan serangan roket sebagai balasan atas pembunuhan Hassan Nasrallah dan Abbas Nilforoushan di Beirut, serta pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Israel pun bersiap untuk membalas serangan ini dengan keras, sebagaimana ditegaskan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan juru bicara militer Israel, Daniel Hagari.
Meskipun ada wacana mengenai serangan nuklir, Amerika Serikat, sebagai sekutu dekat Israel, telah menolak menyokong rencana tersebut.