Menu

Mode Gelap
Ekonom: Indonesia Masih Belum Siap Untuk PPN 12% Sepak Terjang Hasto Kristiyanto, Salah Seorang Tersangka Kasus Suap KPU Serangan Rusia ke Ukraina, “Sebuah Tindakan Tidak Manusiawi” Ribuan Pegawai Sritex Berencana Akan Demo di Jakarta Buntut Putusan MA Menolak Kasasi PT Sritex Ada Waktu Spesial Untuk Nikmati Hasil Rebusan Daun Salam, Rasakan Manfaatnya

Internasional · 7 May 2024 16:39 WIB ·

Empat Negara Asia Belum Pulih Pasca Pandemi Covid-19


 Empat Negara Asia Belum Pulih Pasca Pandemi Covid-19 Perbesar

Suaraindo.com – Pemulihan ekonomi di kawasan Asia Pasifik setelah pandemi Covid-19 tampaknya tidak merata, dengan beberapa negara masih mengalami kesulitan, termasuk Pakistan, Sri Lanka, Maladewa, dan Laos. Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat, Alexia Latortue, menyoroti hal ini selama Pertemuan Tahunan ke-57 Asian Development Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia.

“Reformasi diperlukan bagi negara-negara tersebut,” ungkap Latortue. Ia menjelaskan bahwa meskipun banyak bagian dari Asia Pasifik menunjukkan pertumbuhan yang kuat, ada beberapa negara yang terpengaruh oleh masalah internal dan eksternal.

Menurut Latortue, wilayah tersebut sedang menghadapi beberapa krisis bersamaan termasuk perubahan iklim, konflik, kerawanan pangan, dan peningkatan beban utang yang signifikan. Risiko lainnya meliputi kondisi keuangan global yang ketat, perlambatan permintaan dalam negeri di China, dan tingginya tingkat utang.

Latortue menekankan bahwa ADB memiliki peran penting dalam membantu negara-negara yang berada dalam krisis untuk pulih serta mendukung negara-negara dengan pertumbuhan positif agar terus mempertahankan momentum mereka. “ADB terus menjadi sumber yang penting bagi negara-negara ini dalam mempertahankan pertumbuhan dan mengelola risiko,” katanya.

Latortue menyatakan ada empat area utama yang perlu diperhatikan oleh ADB, yaitu menyediakan pendanaan berkualitas tinggi untuk pembangunan yang mencakup pendanaan iklim, mobilisasi dana tambahan melalui pengaturan sumber daya lokal dan investasi sektor swasta, serta mengumpulkan peran dari berbagai pemangku kepentingan dan berfungsi sebagai standar regional.

“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tantangan mendesak seperti perubahan iklim, konflik, dan pandemi masih mengancam kemajuan yang telah kita capai, dan kami membutuhkan komitmen berkelanjutan untuk melaksanakan reformasi,” tutupnya.

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Serangan Rusia ke Ukraina, “Sebuah Tindakan Tidak Manusiawi”

26 December 2024 - 09:15 WIB

Kemenangan HTS di Suriah Titik Tolak Lahirnya Kemanusiaan di Timur Tengah atau Ancaman Baru Dunia

24 December 2024 - 09:13 WIB

Dubes Turki Hingga Mayor Teddy Klarifikasi Terkait Dugaan Erdogan Walk Out saat Prabowo Pidato di KTT D-8

24 December 2024 - 08:34 WIB

Harga Minyak Mentah Dunia Naik Tipis, Didukung Penurunan Inflasi AS

23 December 2024 - 12:49 WIB

AS Batalkan Hadiah Rp162 M untuk Penangkapan Pemimpin Baru Suriah

21 December 2024 - 12:30 WIB

Kemlu RI Sebut Peningkatan Jumlah WNI ke Kamboja Terkait Industri Judi Online

21 December 2024 - 12:19 WIB

Trending di Hukum