Menu

Mode Gelap
Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026 KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Lewat Surat Edaran Baru Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

Ekonomi · 24 Dec 2024 16:09 WIB ·

Buruh Sritex Siap Kepung Istana dan MA, Direksi Berusaha Bendung Aksi


 Buruh Sritex Siap Kepung Istana dan MA, Direksi Berusaha Bendung Aksi Perbesar

Suaraindo.com – Para pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) berencana melakukan aksi damai di Istana Negara dan Mahkamah Agung (MA) sebagai respons atas keputusan MA yang menolak kasasi Sritex, mempertegas status pailit perusahaan tersebut. Namun, Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, menyatakan akan berusaha mencegah aksi tersebut.

“Kami akan membendung itu,” tegas Iwan kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/12/2024).

Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group, Slamet Kaswanto, mengungkapkan bahwa konsolidasi dengan seluruh pekerja akan dilakukan pada Jumat mendatang untuk menentukan jadwal aksi. “Kami berencana melakukan aksi damai ke Istana Negara dan MA. Kami ingin pemerintah hadir secara nyata menyelesaikan polemik permasalahan kepailitan Sritex Group,” ujar Slamet.

Slamet menyebut keputusan MA sebagai “pahit dan melukai hati pekerja.” Menurutnya, di tengah situasi sulit, para pekerja tetap fokus menjaga produksi dan kondisi yang kondusif.

Status pailit Sritex memengaruhi sekitar 15.000 pekerja langsung dan 50.000 lainnya secara tidak langsung, termasuk UMKM, lembaga pendidikan, dan masyarakat sekitar. “Jika pabrik ditutup dan aset dilelang oleh kurator, dampaknya akan sangat besar,” kata Slamet.

Ia menambahkan, “Kami shock, sedih, dan kecewa. Kami tidak ingin kejadian ini menimpa perusahaan lain yang tengah menghadapi tantangan bisnis serupa.”

Slamet mendesak pemerintah untuk campur tangan membebaskan Sritex dari jeratan pailit, mengingat perusahaan ini adalah aset strategis nasional. Sritex merupakan satu-satunya perusahaan di Asia Tenggara yang memiliki lisensi memproduksi seragam NATO.

“Sritex telah mengharumkan nama Indonesia di industri tekstil internasional. Kami ingin pemerintah mendukung usaha dalam negeri, bukan justru memberikan karpet merah untuk investor asing yang belum tentu membawa kemakmuran bagi pekerja lokal,” pungkasnya.

Manajemen Sritex sendiri berencana mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke MA untuk mencari solusi atas keputusan pailit yang mengguncang stabilitas perusahaan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya terakhir menyelamatkan masa depan perusahaan dan para pekerjanya.

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026

20 May 2025 - 16:20 WIB

KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Lewat Surat Edaran Baru

20 May 2025 - 15:15 WIB

Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza

20 May 2025 - 15:13 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang

19 May 2025 - 14:43 WIB

Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

19 May 2025 - 14:41 WIB

25 Ribu Pengemudi Ojol Siap Nonaktifkan Aplikasi Selama 24 Jam Besok

19 May 2025 - 14:40 WIB

Trending di Ekonomi