Suaraindo.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (7/10/2024) di pukul 9.06 WIB terpantau bergerak di zona merah dengan tutun 14,76 poin atau melemah 0,2% ke level 7.481.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,55 miliar saham dengan nilai transaksi Rp834 miliar. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 87.352 kali.
IHSG berpotensi bangkit dan mengua jelang terbitnya data inflasi Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat pekan ini, termasuk Wall Street yang terdorong naik pesat berkat adanya data pekerjaan yang kuat, jauh dari resesi.
Pada perdagangan saham sepanjang pekan kemarin, IHSG juga sempat melemah 200,82 poin, atau tertekan 2,61% dan menutup perdagangan di posisi 7.496.
IHSG berpotensi bangkit dari support-nya pada area level 7.480–7.450. Jika terus kuat berada di atas support tersebut, pergerakan IHSG akan rebound dengan target penguatan terdekat pada level 7.500–7.550, sebagai resistance potensial.
Sentimen kuat global dari data ketenagakerjaan terbaru Amerika Serikat menjadi dorongan bagi Wall Street yang berhasil menguat. US Bureau of Labor Statistics mengumumkan perekonomian Amerika Serikat berhasil menciptakan 254.000 lapangan kerja non-Pertanian (Non-Farm Payroll) pada September. Jauh lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 159.000. Juga jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan di 140.000. Sekaligus, menjadi yang tertinggi dalam 6 bulan.
Data ini menegaskan kesehatan perekonomian AS dan meningkatkan harapan akan soft landing. Bersamaan dengan mengurangi kekhawatiran akan resesi di AS.
Berbagai data ekonomi lainnya di pekan lalu, termasuk angka pekerjaan sektor swasta dan ukuran sektor jasa, juga mencerminkan kondisi Ekonomi AS yang kuat.
Sementara itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) telah dikalibrasi ulang menyusul data-data penting di atas, “Masih ada langkah-langkah yang perlu diambil,” kata Win Thin, Kepala Strategi Pasar Global di Brown Brothers Harriman.