Suaraindo.com – Serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris di wilayah Yaman dilaporkan telah menewaskan sebanyak 14 orang. AFP melaporkan mendengar ledakan keras di ibu kota Sanaa dan kota pelabuhan Hodeida pada malam hari sejak Kamis (30/5/2024) hingga Jumat (31/5/2024).
Saluran televisi Al-Masirah menyampaikan bahwa serangan menargetkan infrastruktur telekomunikasi di kota Taez.
Diperkirakan 14 orang tewas akibat serangan tersebut seperti dilaporkan televisi Al-Masirah. Selain itu, lebih dari 30 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang sama. Meskipun begitu, tidak dimungkinkan untuk segera melakukan verifikasi jumlah korban jiwa secara independen.
AS dan Inggris mengklaim serangan bertujuan melemahkan kemampuan kelompok Houthi dalam melakukan serangan terhadap kapal maritim. Militer AS yang bertugas di Timur Tengah, Komando Pusat AS (CENTCOM), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sasaran serangan dilakukan terhadap 13 lokasi yang dikuasai kelompok Houthi.
“Serangan diperlukan untuk melindungi pasukan kami, menjamin kebebasan navigasi, dan membuat perairan internasional lebih aman dan terjamin,” jelasnya.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat-pesawatnya melancarkan serangan dalam operasi gabungan untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam melakukan serangan terhadap pelayaran internasional di Laut Merah dan Teluk Aden. Informasi intelijen Kementerian Pertahanan Inggris mengindikasikan dua lokasi di dekat Hodeida terlibat dalam serangan-serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya.
“Sejumlah bangunan yang diidentifikasi sebagai tempat fasilitas kendali darat untuk drone dan menjadi tempat penyimpanan untuk drone jarak jauh, serta senjata jenis permukaan ke udara,” ujarp11 Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataannya.
AS dan Inggris telah melancarkan serangan balasan sejak Januari 2024 terhadap sasaran Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan kelompok itu di jalur perairan penting tersebut. Namun serangan tersebut tidak memberikan efek jera bagi kelompok Houthi, yang telah berjanji untuk menargetkan kapal-kapal AS dan Inggris serta semua kapal yang menuju pelabuhan Israel.
Seperti dilansir AFP, Jumat (31/5/2024), kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal yang berlayar di jalur internasional di Laut Merah dan Teluk Aden sejak November lalu, atau sebulan setelah perang berkecamuk antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.
Houthi menyebutkan bahwa solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel sebagai alasan di balik serangan-serangannya.