Menu

Mode Gelap
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Ambang Penahanan, Krisis Politik Memuncak Momentum Sekaligus Ujian Demokrasi Indonesia Pasca Putusan MK Hapus PT 20% Program Makan Bergizi Gratis: Dorong Pemanfaatan Hasil Lokal dan UMKM PSSI Resmi Pecat Shin Tae-yong, Pelatih Baru Siap Diumumkan Hasto Kristiyanto Minta Penjadwalan Ulang Pemeriksaan KPK, PDIP Sebut Ada Politisasi

Internasional · 12 Dec 2024 14:06 WIB ·

Korea Utara Bereaksi terhadap Tudingan yang Memicu Kegentingan Politik di Korea Selatan


 Korea Utara Bereaksi terhadap Tudingan yang Memicu Kegentingan Politik di Korea Selatan Perbesar

Suaraindo.com – Media pemerintah Korea Utara, KCNA, akhirnya memberikan respons terkait kekacauan politik yang melanda Korea Selatan sejak pengumuman darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol pekan lalu. Setelah sempat diam selama seminggu, KCNA merilis artikel berisi sindiran tajam terkait “kerusuhan sosial” yang kini berkembang di Korea Selatan.

Sindiran ini bukan tanpa dasar, mengingat ketegangan kedua negara yang sudah lama berseberangan. Menurut laporan The Independent, Presiden Yoon sebelumnya mengisyaratkan bahwa Korea Utara berperan di balik ketegangan ini, dengan menuduh partai oposisi berkolusi dengan kelompok yang berafiliasi dengan utusan “Utara”.

Ada kekhawatiran bahwa Pyongyang (pusat pemerintahan Korea Utara) mungkin memanfaatkan krisis politik untuk memperparah situasi di Korea Selatan, terutama dengan adanya kekosongan kekuasaan setelah Menteri Pertahanan ditangkap sebagai bagian dari kebijakan darurat militer yang kontroversial.

Dilansir dari Reuters, KCNA dalam artikelnya yang dimuat di halaman keenam Rodong Sinmun lebih banyak memuat laporan dari media Korea Selatan dan internasional, dengan fokus pada aksi protes besar yang dihadiri lebih dari satu juta orang yang menyerukan pemakzulan terhadap Yoon.

KCNA mengecam langkah darurat militer Yoon sebagai tindakan yang “gila” dan mengingatkan pada upaya kudeta di masa lalu. Artikel tersebut juga mengecam bahwa tindakan tersebut memicu penolakan luas, termasuk dari partai oposisi, dan memperparah semangat publik untuk mendukung pemakzulan.

“Dalam tindakan yang mengingatkan pada kebijakan kediktatoran militer beberapa dekade lalu, ia telah memicu kecaman dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk partai oposisi, dan mendorong semangat untuk pemakzulan,” tulis KCNA pada Rabu, 11 Desember 2024.

Sebelumnya, Presiden Yoon membuat kejutan dengan mengumumkan darurat militer pada Selasa, 3 Desember 2024, melalui siaran langsung di televisi nasional. Namun, keputusan ini hanya berlangsung beberapa jam sebelum akhirnya dicabut oleh Majelis Nasional Korea Selatan.

Dalam pidatonya, Yoon mengklaim bahwa langkah darurat militer tersebut diperlukan untuk melindungi negara dari ancaman yang ia sebut datang dari oposisi yang berafiliasi dengan Korea Utara. Menurutnya, oposisi telah mengganggu proses legislasi dan mengancam stabilitas nasional.

“Saya menyatakan darurat militer untuk melindungi Republik Korea yang merdeka dari ancaman pasukan komunis Korea Utara, membasmi kekuatan anti-negara yang mengancam kebebasan rakyat, serta menjaga ketertiban konstitusional kita,” ujar Yoon dalam pidatonya yang disiarkan stasiun YTN.

Yoon menunjuk Jenderal Park An-su sebagai pemimpin dalam darurat militer dan memberinya kewenangan untuk membatasi aktivitas politik, mengontrol media, melarang demonstrasi, serta memerintahkan tenaga medis untuk kembali bertugas dalam waktu 48 jam.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Ambang Penahanan, Krisis Politik Memuncak

6 January 2025 - 16:57 WIB

Momentum Sekaligus Ujian Demokrasi Indonesia Pasca Putusan MK Hapus PT 20%

6 January 2025 - 16:06 WIB

Program Makan Bergizi Gratis: Dorong Pemanfaatan Hasil Lokal dan UMKM

6 January 2025 - 14:13 WIB

Hasto Kristiyanto Minta Penjadwalan Ulang Pemeriksaan KPK, PDIP Sebut Ada Politisasi

6 January 2025 - 12:17 WIB

Pemerintah Alokasikan Tambahan Anggaran Rp 10 Triliun untuk Kemenkop, Fokus pada LPDB

5 January 2025 - 14:31 WIB

Empat Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Gugat Presidential Threshold: Langkah Berani yang Berbuah Hasil

5 January 2025 - 14:30 WIB

Trending di Nasional