Suaraindo.com – Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) kembali menarik perhatian dengan kehadiran tiga investor besar dari Jepang dan China. Melalui penandatanganan Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dan Perjanjian Sewa Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP), PT Nesinak Manufacturing Indonesia (Jepang), PT Youmi Medika Industri, dan PT Luban Material Indonesia (keduanya dari China) resmi bergabung di KITB.
Direktur Utama PT KITB, Ngurah Wirawan, mengungkapkan bahwa kawasan ini dirancang tidak hanya sebagai kawasan industri, tetapi juga kota terpadu modern. Dengan konsep integrasi industri, logistik, transportasi, dan pariwisata, KITB menjadi kawasan pertama di Indonesia yang memiliki tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). “Kami berkomitmen menciptakan kawasan yang mendukung pertumbuhan industri sekaligus memberikan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan,” ujar Ngurah.
Investor Jepang dan Potensi Ekspor Global
PT Nesinak Manufacturing Indonesia, tenant pertama asal Jepang, akan memanfaatkan lahan seluas 1,8 hektare untuk memproduksi komponen karet bagi industri elektronik dan otomotif. Dengan investasi senilai Rp20 miliar, perusahaan ini akan melayani pasar ekspor ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. “KITB adalah lokasi strategis dengan infrastruktur yang unggul. Kami optimistis ekspansi ini akan mendukung permintaan pasar global,” ujar Yoshihiko Tanaka, President Director PT Nesinak.
Sektor Alat Kesehatan dan Fokus Pasar Internasional
PT Youmi Medika Industri, yang berpengalaman lebih dari 20 tahun di industri alat kesehatan, menginvestasikan ruang delapan unit BPSP seluas 8.316 meter persegi. Perusahaan ini fokus memproduksi cotton swabs untuk kebutuhan domestik dan internasional, termasuk Dubai dan Asia Selatan. Direktur PT Youmi, Windie Bolo Morta, menyebutkan, “Dengan fasilitas modern di KITB, kami percaya dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi alat kesehatan global.”
Industri Hijau dengan Sentuhan Lokal
PT Luban Material Indonesia membawa pendekatan ramah lingkungan dengan fokus pada produksi pintu, jendela, dan teralis berbahan dasar aluminium. Perusahaan ini memanfaatkan bahan baku lokal dan memberdayakan lebih dari 50% tenaga kerja Indonesia. Zhao Yingying, Direktur PT Luban, menyatakan, “Indonesia adalah negara dengan sumber daya melimpah dan pasar yang besar. Kami bangga menjadi bagian dari KITB dan berharap memberikan kontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi melalui produk yang ramah lingkungan.”
Dengan kehadiran investor multinasional, KITB menunjukkan kapasitasnya sebagai kawasan industri modern yang mendukung investasi global sekaligus berkomitmen pada pembangunan ekonomi hijau. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang kerja baru dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri terintegrasi di Asia Tenggara.