Suaraindo.com – Tingkat pengangguran muda di RRT mencapai 14,2 persen pada bulan Mei, dengan tambahan 11,8 juta lulusan universitas yang memasuki pasar kerja. Kondisi ini mendorong Presiden Xi Jinping untuk menegaskan bahwa masalah pengangguran pemuda harus menjadi “prioritas utama”. Ini dianggap sebagai tanda bahwa reformasi kebijakan ekonomi mungkin akan segera diterapkan.
Di bursa kerja di Shanghai, banyak perekrut mengeluh tentang kurangnya minat dan kehadiran pelamar kerja muda. Sektor-sektor seperti perhotelan dan sumber daya manusia mendominasi bursa kerja, namun banyak lulusan memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap pekerjaan yang mereka inginkan. Xi Jinping menekankan pentingnya menciptakan lebih banyak pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan para lulusan.
Beberapa provinsi di RRT telah mengumumkan langkah-langkah untuk mengatasi pengangguran pemuda, termasuk subsidi upah dan peningkatan program magang. Namun, para ahli berpendapat bahwa solusi ini hanya bersifat sementara dan dibutuhkan reformasi besar di bidang industri dan pendidikan untuk menciptakan kesesuaian antara keterampilan lulusan dan kebutuhan pasar kerja.
Situasi ekonomi yang lesu dan penurunan sektor swasta semakin memperburuk masalah ini. Banyak lulusan memilih untuk melanjutkan studi atau mengikuti ujian pegawai negeri sebagai opsi yang lebih stabil. Universitas juga mendorong mahasiswanya untuk lebih aktif mencari pekerjaan.
Selain itu, kebijakan pemerintah sebelumnya yang menekan perusahaan teknologi dan lembaga bimbingan belajar swasta turut berkontribusi pada melambatnya sektor swasta, sehingga mempersempit peluang kerja bagi lulusan baru. Pemerintah diharapkan untuk memperkenalkan reformasi yang lebih signifikan dalam jangka panjang untuk mengatasi masalah pengangguran pemuda ini secara efektif.