Suaraindo.com – PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) mengungkapkan bahwa proyek smelter nikel di Desa Pendingin, Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akan mampu menyerap sekitar 10 ribu tenaga kerja lokal dalam beberapa tahun mendatang. Muhammad Ardhi Soemargo, Direktur Utama PT Nityasa Prima yang merupakan bagian dari konsorsium PT KFI, menyatakan bahwa saat ini lebih dari 1.700 tenaga kerja lokal telah dipekerjakan setelah peresmian tahap pertama pabrik smelter nikel pada September 2023.
“Di 6 tahun ke depan ada 10 ribu pekerja mereka akan memberikan multiplier effect,” ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VII DPR, Senin (8/7/2024).
Ardhi menjelaskan bahwa proyek smelter ini adalah pabrik smelter nikel pertama di Kalimantan Timur dengan total nilai investasi sekitar Rp 30 triliun. Investasi ini mencakup tidak hanya proyek smelter feronikel, tetapi juga beberapa proyek lainnya seperti smelter dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), pabrik stainless steel, dan pabrik baterai nikel lithium yang memproses nikel cobalt sulfat.
Menurut Ardhi, smelter nikel yang sudah beroperasi saat ini menggunakan teknologi RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace) tercanggih dengan total 18 line smelter yang akan dibangun, memiliki kapasitas produksi 1,41 juta ton feronikel per tahun dengan kandungan 11,50% logam nikel (Ni).
“Kami akan terus membangun sampai dengan 18 line tersebut bisa terealisasi. Yang seperti Pak Ketua sampaikan tadi Rp 30 triliun,” kata Ardhi.