Suaraindo.com – Serangkaian serangan yang diduga bom bunuh diri di Negara Bagian Borno, Nigeria Timur Laut telah menewaskan sekira 18 orang dan 30 lainnya terluka pada Sabtu (29/6).
Mengutip AFP, Juru Bicara Polisi menjelaskan bahwa salah satu dari tiga ledakan dilakukan oleh seorang Perempuan yang menggendong bayi di punggungnya ketika upacara pernikahan sedang berlangsung.
Serangan tambahan di sebuah kota perbatasan di sebelah Kamerun mengenai sebuah rumah sakit dan area pemakaman yang menjadi tempat bagi para korban dari serangan pernikahan sebelumnya.
Dikutip dari Voa Indonesia, Barkindo Saidu, Direktur Jenderal Badan Manajemen Darurat Negara Bagian Borno, menyatakan sebanyak 18 korban yang tewas telah dikonfirmasi, termasuk anak-anak, orang dewasa, dan perempuan hamil.
“Sejauh ini, 18 kematian yang terdiri dari anak-anak, pria, wanita dan wanita hamil,” tulis laporan kepala badan tersebut Barkindo Saidu, Minggu (30/6).
Dalam sebuah laporan disebutkan 19 orang yang terluka para dibawa ke Ibukota regional Maiduguri. Sementara 23 orang lainnya sedang menunggu evakuasi, kata Saidu dalam laporan tersebut.
Sampai dengan berita ini diterbitkan, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Borno berada di pusat pemberontakan Islam selama 15 tahun yang telah menewaskan ribuan orang dan mengakibatkan jutaan lainnya mengungsi. Meskipun militer Nigeria telah menurunkan kemampuan para militan, mereka masih melakukan serangan mematikan terhadap warga sipil dan target-target keamanan.
Sebagai informasi, Militan Boko Haram merebut Gwoza pada tahun 2014 ketika kelompok tersebut mengambil alih sebagian wilayah di Borno utara. Boko Haram dan kelompok sempalannya, Negara Islam Provinsi Afrika Barat, adalah kelompok militan paling aktif di Borno, wilayah pedesaan yang luas di pedalaman seukuran Irlandia.