Menu

Mode Gelap
Enam Tuntutan Buruh Jelang May Day 2025 Tarif Listrik Mei 2025 Tetap, Pemerintah Pastikan Tidak Ada Kenaikan Penundaan Seleksi Kompetensi PPPK Tahap II oleh BKN di 53 Lokasi Realisasi Investasi Kuartal I-2025 Capai Rp465,2 Triliun, Serap 594 Ribu Lapangan Kerja Pemerintah Siapkan Layanan Terbaik bagi Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi

Teknologi · 20 Apr 2024 21:54 WIB ·

Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar


 Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar Perbesar

Suaraindo.com – Aplikasi pesan singkat Telegram diperkirakan akan mencapai tonggak penting dengan mengumpulkan 1 miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu dekat, menurut pendirinya, Pavel Durov. Dalam perbandingan, WhatsApp telah mencatat lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan hingga akhir tahun 2023.

Berbasis di Dubai, Telegram didirikan oleh pengusaha asal Rusia, Pavel Durov, yang meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak tuntutan untuk memblokir suara komunitas oposisi di platform media sosial VK. “Pengguna aktif bulanan kami akan tembus 1 miliar pada tahun ini,” ujar Durov, dikutip dari Reuters pada Kamis (18/4/2024). Ia menambahkan, “Telegram telah menyebar luas seperti kebakaran hutan.”

Durov juga menyebutkan bahwa ia telah mendapat tekanan dari beberapa negara untuk membatasi pertukaran informasi tertentu, namun ia menegaskan bahwa Telegram akan terus menjadi platform netral yang tidak terlibat dalam konflik geopolitik. Hal ini meningkatkan daya tarik platform tersebut secara global.

Menurut laporan Financial Times pada Maret lalu, Telegram berpotensi melantai di bursa AS setelah mencatat keuntungan. Saat Rusia menginvasi Ukraina pada 2022, Telegram dianggap sebagai sumber informasi yang tidak menyaring konten-konten di dalamnya, meskipun banyak juga konten bermuatan disinformasi yang tersebar.

Durov menjamin bahwa sistem enkripsi pada Telegram akan melindungi pertukaran informasi di dalamnya dari intervensi pemerintah. “Saya lebih baik bebas ketimbang tunduk pada perintah siapa pun,” kata Durov. Ia juga mengkritik FBI yang pernah mencoba merekrut engineer Telegram untuk membobol backdoor platform tersebut, dan menyebut tekanan kebebasan perbedapat juga datang dari rival seperti Apple dan Alphabet, yang dapat menyensor dan mengakses informasi di smartphone.

Durov memilih Dubai sebagai basis karena negara tersebut dianggap netral dan bersahabat dengan semua pihak, memungkinkannya untuk menjalankan perusahaan netral tanpa afiliasi dengan pemerintahan superpower.

Artikel ini telah dibaca 90 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Proyek Rantai Pasokan Baterai Rp130 Triliun di Indonesia Batal, Konsorsium Korsel Mundur

22 April 2025 - 10:17 WIB

Digitalisasi Sertifikat Tanah: Langkah Besar Menuju Kepastian Hukum dan Keadilan Sosial

2 April 2025 - 15:13 WIB

Indonesia Dihujani Mobil Listrik dan Hybrid, Bagaimana Nasib Kendaraan Bensin?

19 March 2025 - 09:53 WIB

Kembangkan Energi Geothermal, Pertamina Dukung Upaya Swasembada Energi

15 March 2025 - 14:55 WIB

Pemerintah Rancang Pembangunan Kilang Minyak Terbesar di Indonesia, Target Produksi 1 Juta Barel per Hari

13 March 2025 - 12:23 WIB

OJK Apresiasi Peringkat Stabil Fitch untuk Indonesia, Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Sektor Keuangan

13 March 2025 - 12:20 WIB

Trending di Ekonomi