Menu

Mode Gelap
Bappenas Dorong Kolaborasi dan UMKM dalam Percepatan Capaian SDGs UU Pemilu Digugat, Presiden Diminta Tak Boleh Kampanye Pilpres Mantan Presiden AS Jimmy Carter Meninggal Dunia di Usia 100 Tahun Manmohan Singh Dimakamkan dengan Penghormatan Negara: Dunia Berkabung atas Kepergian Negarawan Besar Keberatan Publik terhadap Proyek PIK 2, DPRD Banten Siap Bentuk Panitia Khusus

Teknologi · 20 Apr 2024 21:54 WIB ·

Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar


 Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar Perbesar

Suaraindo.com – Aplikasi pesan singkat Telegram diperkirakan akan mencapai tonggak penting dengan mengumpulkan 1 miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu dekat, menurut pendirinya, Pavel Durov. Dalam perbandingan, WhatsApp telah mencatat lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan hingga akhir tahun 2023.

Berbasis di Dubai, Telegram didirikan oleh pengusaha asal Rusia, Pavel Durov, yang meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak tuntutan untuk memblokir suara komunitas oposisi di platform media sosial VK. “Pengguna aktif bulanan kami akan tembus 1 miliar pada tahun ini,” ujar Durov, dikutip dari Reuters pada Kamis (18/4/2024). Ia menambahkan, “Telegram telah menyebar luas seperti kebakaran hutan.”

Durov juga menyebutkan bahwa ia telah mendapat tekanan dari beberapa negara untuk membatasi pertukaran informasi tertentu, namun ia menegaskan bahwa Telegram akan terus menjadi platform netral yang tidak terlibat dalam konflik geopolitik. Hal ini meningkatkan daya tarik platform tersebut secara global.

Menurut laporan Financial Times pada Maret lalu, Telegram berpotensi melantai di bursa AS setelah mencatat keuntungan. Saat Rusia menginvasi Ukraina pada 2022, Telegram dianggap sebagai sumber informasi yang tidak menyaring konten-konten di dalamnya, meskipun banyak juga konten bermuatan disinformasi yang tersebar.

Durov menjamin bahwa sistem enkripsi pada Telegram akan melindungi pertukaran informasi di dalamnya dari intervensi pemerintah. “Saya lebih baik bebas ketimbang tunduk pada perintah siapa pun,” kata Durov. Ia juga mengkritik FBI yang pernah mencoba merekrut engineer Telegram untuk membobol backdoor platform tersebut, dan menyebut tekanan kebebasan perbedapat juga datang dari rival seperti Apple dan Alphabet, yang dapat menyensor dan mengakses informasi di smartphone.

Durov memilih Dubai sebagai basis karena negara tersebut dianggap netral dan bersahabat dengan semua pihak, memungkinkannya untuk menjalankan perusahaan netral tanpa afiliasi dengan pemerintahan superpower.

Artikel ini telah dibaca 83 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Hacker Pro-Rusia Serang Kemlu dan Bandara di Italia, DDoS Dilancarkan

29 December 2024 - 15:17 WIB

Jepang Setujui Anggaran Rekor Rp 11.910 Triliun: Fokus pada Kesejahteraan dan Pertahanan

27 December 2024 - 15:25 WIB

Sektor Energi Terbarukan Indonesia Catatkan Capaian Luar Biasa di 2024

23 December 2024 - 14:08 WIB

Geo Dipa Energi Ungkap Strategi Maksimalkan Potensi Panas Bumi Indonesia

21 December 2024 - 12:32 WIB

Misteri Drone di Pangkalan NATO: AS Buka Suara Soal Aktivitas Jet Tempur

21 December 2024 - 12:15 WIB

Trump Hentikan Subsidi EV, Industri Mobil Listrik AS dalam Ancaman

18 December 2024 - 12:33 WIB

Trending di Internasional