Menu

Mode Gelap
Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar Pemerintahan Trump Umumkan Perombakan Besar di Kementerian Luar Negeri AS Serangan Bersenjata di Kashmir Tewaskan 26 Orang, Turis Diduga Jadi Sasaran

Nasional · 19 Mar 2025 09:53 WIB ·

Indonesia Dihujani Mobil Listrik dan Hybrid, Bagaimana Nasib Kendaraan Bensin?


 Indonesia Dihujani Mobil Listrik dan Hybrid, Bagaimana Nasib Kendaraan Bensin? Perbesar

Suaraindo.com – Dalam beberapa tahun terakhir, tren mobil listrik (EV) dan Hybrid berkembang pesat di industri otomotif Indonesia. Sejumlah pabrikan berlomba menghadirkan produk ramah lingkungan guna memenuhi tuntutan pasar yang kian sadar akan isu keberlanjutan.

Meski begitu, muncul pertanyaan mengenai masa depan mobil berbahan bakar fosil (Internal Combustion Engine/ICE). Tak sedikit masyarakat yang mulai mengurangi penggunaan mobil bensin, sejalan dengan kampanye global untuk beralih ke kendaraan lebih ramah lingkungan.

Namun, pengamat otomotif Bebin Djuana menilai bahwa mobil berjenis ICE masih akan tetap mendominasi pasar dalam jangka waktu lama. Ia mencontohkan Norwegia, sebuah negara maju yang menjadi pelopor transisi kendaraan listrik sejak bertahun-tahun lalu. Di sana, penjualan mobil listrik memang mendominasi, tetapi penjualan mobil berbahan bakar fosil masih berkisar 10 persen.

“Sekarang kita sedang gencar-gencarnya beralih ke listrik. Tapi 20 tahun lagi, mobil bensin masih akan tetap digunakan,” ujar Bebin saat ditemui di Plaza UOB, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Maret 2025.

Bebin memaparkan bahwa salah satu alasan mobil bensin masih bertahan adalah ketersediaan infrastruktur dan dukungan jaringan bisnis, termasuk industri sewa (rental) mobil yang masih sangat bergantung pada kendaraan ICE. Selain itu, kemudahan dalam pengisian bahan bakar menjadi nilai tambah tersendiri bagi sebagian konsumen.

“Mereka (Norwegia) memang sudah siap dari segi sumber listrik dan dukungan infrastruktur, sehingga hampir seluruh masyarakatnya beralih ke EV. Namun begitu, penjualan mobil bensin di sana tetap ada—sekitar 10 persen. Bahkan 30 tahun ke depan, porsi mobil bensin masih akan bertahan,” jelasnya.

Bebin juga menekankan bahwa transisi ke kendaraan listrik tidak akan berlangsung instan. Meski beragam insentif dan kemudahan diberikan untuk mendorong penggunaan mobil listrik dan hybrid, mobil bensin diprediksi masih menjadi pilihan banyak orang karena kepraktisannya serta biaya yang lebih terjangkau dalam jangka pendek.

Dengan demikian, meskipun gelombang mobil listrik dan hybrid kian tak terbendung, keberadaan kendaraan bensin tetap akan memainkan peran penting di pasar otomotif Indonesia, setidaknya dalam kurun waktu beberapa dekade mendatang.

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global

24 April 2025 - 12:36 WIB

Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi

24 April 2025 - 12:34 WIB

Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar

24 April 2025 - 12:30 WIB

Ribuan CPNS 2024 Mengundurkan Diri, Penempatan Jauh Jadi Alasan Utama

23 April 2025 - 12:33 WIB

Amerika Serikat Soroti Larangan Ekspor Mineral Indonesia: Dinilai Tak Sejalan dengan Aturan WTO

22 April 2025 - 10:18 WIB

Proyek Rantai Pasokan Baterai Rp130 Triliun di Indonesia Batal, Konsorsium Korsel Mundur

22 April 2025 - 10:17 WIB

Trending di Ekonomi