Suaraindo.com – Rencana SpaceX untuk meluncurkan 22.488 satelit tambahan ke orbit rendah bumi (LEO) mendapat penolakan keras dari Komite Kongres Ukraina-Amerika (UCCA). Mereka mengajukan petisi kepada Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS, menyoroti potensi konflik kepentingan CEO SpaceX, Elon Musk, terkait dugaan penggunaan Starlink oleh Rusia dalam konflik Ukraina.
UCCA mencurigai bahwa sistem Starlink digunakan oleh militer Rusia, yang sebelumnya sempat terhubung ke Ukraina melalui terminal internet satelit untuk mendukung pertahanan negara itu. “Ada kebutuhan untuk menentukan apakah Starlink telah digunakan untuk membantu musuh asing,” ujar Presiden UCCA, Michael Sawkiw, Jr., Senin (9/12/2024).
Keprihatinan UCCA juga diperkuat oleh laporan The Wall Street Journal yang mengungkapkan bahwa Musk terlibat dalam serangkaian “percakapan rahasia” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menjelang pemilihan presiden AS 2024. Kabar ini memicu desakan dari anggota Kongres dan Administrator NASA Bill Nelson untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap Musk.
Pada 2023, Musk dilaporkan memerintahkan engineer SpaceX untuk mematikan jaringan Starlink di Krimea guna mencegah serangan besar Ukraina terhadap armada Laut Hitam Rusia. Tindakan ini menuai kritik tajam, terutama dari pihak Ukraina dan komunitas internasional.
Selain masalah geopolitik, UCCA juga mengangkat isu lingkungan terkait peluncuran satelit SpaceX di Texas. Organisasi ini menuntut FCC untuk menunda persetujuan peluncuran dan melakukan tinjauan mendalam terhadap dampak lingkungan serta potensi konflik kepentingan.
“Konflik Musk mencakup keseluruhan, mulai dari finansial hingga objektivitas,” tulis UCCA dalam petisinya. Musk, melalui SpaceX, dianggap berpotensi mendapatkan keuntungan finansial dari kontrak pemerintah dan tindakan regulasi yang mungkin dipengaruhi oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), sebuah komite penasihat baru yang akan berperan dalam pengawasan regulasi federal.
Pada bulan lalu, laporan lain mengungkapkan bahwa Rusia diduga menggunakan terminal Starlink di drone Shahed rancangan Iran untuk meningkatkan kemampuan militernya di Ukraina. Meski Musk membantah klaim tersebut di media sosial, menyebutnya sebagai “sangat salah,” kekhawatiran internasional tetap tinggi terhadap penyalahgunaan teknologi Starlink dalam konflik bersenjata.
Jika petisi UCCA diterima, FCC mungkin harus menghentikan sementara persetujuan peluncuran satelit SpaceX untuk memungkinkan evaluasi lebih lanjut. Langkah ini akan menjadi pukulan besar bagi ambisi Musk dalam memperluas jangkauan internet global melalui sistem Satelit NGSO Gen2 miliknya.
Dengan kontroversi yang terus berkembang, hubungan Musk dengan pemerintahan Rusia dan peran Starlink dalam konflik Ukraina menjadi perhatian utama komunitas internasional. Keputusan FCC dan tindak lanjut investigasi akan menjadi penentu arah bagi SpaceX dan reputasi Musk di panggung global.