Menu

Mode Gelap
Hari Desa Nasional: Momentum Membangun Swasembada Pangan dan Kemandirian Desa Integrasi Data Sosial-Ekonomi: Langkah Menuju Transparansi dan Efisiensi Penyaluran Bansos Krisis Politik Memuncak, Yoon Suk Yeol Ditahan Setelah Drama Penangkapan Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama

Internasional · 5 May 2024 09:37 WIB ·

Rusia Ambil Alih Pangkalan Militer AS di Afrika


 Rusia Ambil Alih Pangkalan Militer AS di Afrika Perbesar

Suaraindo.com – Militer Rusia telah mengambil alih pangkalan udara di Niger yang sebelumnya digunakan oleh pasukan Amerika Serikat. Hal ini terjadi setelah junta militer di Niger memerintahkan 1.000 tentara Amerika untuk meninggalkan negara tersebut. Tentara Amerika sebelumnya bertugas di Niger untuk melawan pemberontakan.

Di Pangkalan Udara 101 yang terletak di Niamey, pasukan Rusia dan Amerika tidak berbaur tetapi menggunakan area yang terpisah. Situasi ini memunculkan ketegangan karena kedekatan fisik kedua pasukan di tengah persaingan yang ketat antara Rusia dan AS, khususnya dalam konflik di Ukraina. “Situasinya tidak bagus tapi dalam jangka pendek bisa dikendalikan,” ungkap seorang pejabat pertahanan AS kepada Reuters pada Jumat (3/5/2024).

Pangkalan yang dibangun oleh AS di Niger telah beroperasi sejak tahun 2018 dengan biaya lebih dari $100 juta, digunakan untuk operasi drone yang menargetkan kelompok militan seperti ISIS dan Jama’at Nusrat al-Islam wal Muslimeen (JNIM), afiliasi Al Qaeda.

AS menyatakan kepada pejabat Niger bahwa pasukan Amerika tidak bisa berbagi pangkalan dengan militer Rusia, yang tidak diterima dengan baik oleh junta militer Niger. Seorang jenderal bintang dua AS juga telah dikirim ke Niger untuk mengatur penarikan pasukan secara profesional dan bertanggung jawab.

Belum ada keputusan final tentang masa depan pasukan AS di Niger, namun rencana sementara adalah untuk kembali ke markas Komando Afrika AS di Jerman.

Dengan beberapa kudeta di Afrika, AS dan sekutunya seperti Prancis telah diusir dari beberapa negara termasuk Chad, Mali, dan Burkina Faso, sementara negara-negara ini memperkuat hubungan mereka dengan Rusia yang dianggap sebagai sahabat tanpa beban kolonial.

Rusia telah mengirim pasukan bayaran dari Grup Wagner ke Mali untuk memerangi pemberontak jihad dan menunjukkan hubungan yang semakin dekat dengan beberapa negara Afrika. Situasi ini terjadi di tengah ketegangan antara Rusia dan AS yang memburuk karena dukungan Amerika kepada Ukraina dalam konflik yang telah berlangsung sejak 2022.

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Krisis Politik Memuncak, Yoon Suk Yeol Ditahan Setelah Drama Penangkapan

15 January 2025 - 11:43 WIB

Kebakaran Los Angeles: Korban, Kerugian Ekonomi, dan Kritik terhadap Pemerintah

13 January 2025 - 14:49 WIB

Hasil Pertemuan Prabowo dan PM Jepang, Bantu MBG Hingga Beri Pinjaman

12 January 2025 - 15:18 WIB

Kebakaran Los Angeles Memburuk, Elon Musk dan Donald Trump Tuai Kritik Akibat Sebar Misinformasi

11 January 2025 - 20:55 WIB

Donald Trump dan Rencana Kontroversialnya: Ambisi ‘America First’ di Balik Ancaman Militer

11 January 2025 - 20:54 WIB

Indonesia dan Jepang Jalin Kesepakatan Strategis: Fokus pada Gizi, Energi, dan Keamanan

11 January 2025 - 20:51 WIB

Trending di Ekonomi