Menu

Mode Gelap
Jokowi Bungkam soal Pemblokiran Anggaran IKN, Minta Ditanyakan ke Pemerintah Prabowo Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Sebut Kelalaian Pegawai Diduga Sebabkan Kebakaran di Kantornya BPJS Kesehatan Terapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Mulai Juli 2025, Apa yang Berubah? Setelah Makan Berginzi Gratis, Terbitlah Cek Kesehatan Gratis Pemerintah Pastikan Gaji ke-13 dan 14 ASN Tidak Terdampak Efisiensi

Kesehatan · 14 Jan 2025 10:17 WIB ·

Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama


 Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama Perbesar

Suaraindo.com – Kasus tragis tewasnya bocah berusia tiga tahun berinisial RMR di Bekasi yang diduga dilakukan oleh orang tuanya, menjadi sorotan serius Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Fenomena ini dikategorikan sebagai filisida, yakni pembunuhan terhadap anak oleh orang tuanya sendiri.

Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini, mengungkapkan bahwa Indonesia kini berada dalam kondisi darurat filisida. “Setiap bulan kami mencatat ada 5 hingga 6 kasus serupa. Ini adalah fenomena yang sangat mengkhawatirkan,” ujar Diyah kepada media, Selasa, 14 Januari 2025. Menurutnya, tahun 2024 saja mencatat lebih dari 60 anak menjadi korban filisida, dan angka ini bisa lebih besar karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.

 

Faktor Penyebab Filisida

KPAI menyoroti bahwa tekanan ekonomi menjadi salah satu penyebab utama munculnya fenomena ini. Diyah juga menambahkan bahwa faktor sosial dan kurangnya pengetahuan dalam pengasuhan anak turut berkontribusi. “Kondisi ekonomi yang sulit sering kali memicu stres dan konflik di dalam keluarga, yang kemudian berujung pada tindakan tragis,” jelasnya.

 

Kasus Tragis di Bekasi

Kasus terbaru di Bekasi mengungkapkan kejamnya tindak filisida. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa RMR, bocah berusia 3 tahun 9 bulan, tewas di tangan kedua orang tuanya, Aidil Zacky Rahman alias Zack (19) dan Sinta Dewi (22). Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu, 5 Januari 2025, di sebuah ruko di Kampung Jatibaru, Tambun Selatan, Bekasi.

Motif pembunuhan ini pun mengejutkan. Orang tua korban mengaku kesal setelah ditegur oleh karyawan minimarket karena anak mereka muntah di teras minimarket. “Tersangka merasa malu dan emosi, yang kemudian memicu tindakan keji tersebut,” ungkap Kombes Wira.

 

Pentingnya Tindakan Preventif

KPAI menegaskan perlunya tindakan preventif untuk mengatasi masalah ini. Edukasi bagi orang tua tentang pengasuhan yang benar, serta penyediaan dukungan ekonomi dan sosial, dinilai sangat mendesak. Selain itu, masyarakat juga diharapkan lebih proaktif melaporkan kasus kekerasan terhadap anak agar tindakan cepat dapat diambil.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa keselamatan anak adalah tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat perlu bahu-membahu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jokowi Bungkam soal Pemblokiran Anggaran IKN, Minta Ditanyakan ke Pemerintah Prabowo

9 February 2025 - 13:39 WIB

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Sebut Kelalaian Pegawai Diduga Sebabkan Kebakaran di Kantornya

9 February 2025 - 13:37 WIB

BPJS Kesehatan Terapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Mulai Juli 2025, Apa yang Berubah?

9 February 2025 - 13:35 WIB

Setelah Makan Berginzi Gratis, Terbitlah Cek Kesehatan Gratis

8 February 2025 - 12:39 WIB

Pemerintah Pastikan Gaji ke-13 dan 14 ASN Tidak Terdampak Efisiensi

8 February 2025 - 12:37 WIB

Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Stabil Jelang Bulan Ramadhan

8 February 2025 - 12:35 WIB

Trending di Ekonomi