Suaraindo.com – Pemerintah resmi meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dimulai serentak pada Senin (10/2/2025) di seluruh puskesmas Indonesia. Program ini ditargetkan untuk 280 juta penerima dengan total anggaran mencapai Rp 4,7 triliun. Program ini diperuntukkan bagi seluruh lapisan masyarakat kecuali anak usia sekolah 7-17 tahun, yang akan mengikuti pemeriksaan kesehatan pada tahun ajaran baru di Juli 2025.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa cek kesehatan gratis diberikan kepada masyarakat saat berulang tahun. Penerima program dapat melakukan pemeriksaan kesehatan mulai dari tanggal ulang tahunnya hingga satu bulan ke depan. Sementara itu, untuk mereka yang berulang tahun di bulan Januari, Februari, dan Maret, diberikan kelonggaran hingga April 2025 mengingat program baru dimulai pada Februari.
“Ini adalah program terbesar yang pernah dilakukan karena mencakup seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari bayi hingga lansia. Tahun pertama, jika bisa menjangkau 50-60 juta orang, itu sudah luar biasa,” ujar Budi Gunadi.
Pemeriksaan kesehatan gratis ini bisa dilakukan di puskesmas maupun klinik yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jenis pemeriksaan yang disediakan dalam program ini mencakup Skrining kekurangan hormon, Pemeriksaan penyakit jantung bawaan, Pemeriksaan gizi, telinga, mata, dan tekanan darah, Pemeriksaan risiko stroke, jantung, kanker, serta kesehatan mental dan fisik untuk usia dewasa dan lansia, dan Pemeriksaan khusus bagi ibu hamil dan balita di puskesmas dan posyandu setempat.
Masyarakat dapat mendaftar program CKG melalui beberapa metode. Pertama, melalui aplikasi SATUSEHAT dengan mengunduh aplikasi SATUSEHAT Mobile, mengisi identitas lengkap, memilih tanggal serta lokasi puskesmas sesuai domisili, hingga tiket cek kesehatan gratis diterbitkan. Kedua, melalui WhatsApp Kemenkes RI dengan mengirim pesan ke nomor 0811 10 500 567, memilih menu cek kesehatan gratis, serta mengikuti petunjuk pendaftaran hingga mendapatkan tiket cek kesehatan gratis. Ketiga, bagi masyarakat yang tidak memiliki ponsel atau akses internet, pendaftaran bisa dilakukan langsung di puskesmas dengan membawa identitas KTP. Pemerintah menyediakan kuota 30 pendaftar per hari di setiap puskesmas melalui aplikasi SATUSEHAT, namun ada kemungkinan penyesuaian kuota bagi masyarakat yang datang langsung.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, memberikan beberapa catatan penting terkait program ini, terutama kesiapan sumber daya tenaga kesehatan di puskesmas yang harus diperhatikan agar tidak membebani tenaga medis yang sudah ada.
Dengan cakupan yang sangat luas, pemerintah diharapkan dapat memastikan kesiapan tenaga medis dan sarana pendukung agar program ini berjalan optimal. Selain itu, upaya sosialisasi yang maksimal diperlukan agar masyarakat mengetahui haknya dalam mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis.
“Jangan tunggu sampai merasa sakit, datanglah dan periksakan kesehatan. Program ini bukan hanya untuk yang sakit, tetapi untuk semua kalangan agar dapat menjaga kesehatan sejak dini,” tegas Menkes Budi Gunadi.
Dengan adanya program ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat, serta risiko penyakit serius dapat ditekan melalui deteksi dini.
