Menu

Mode Gelap
Hari Desa Nasional: Momentum Membangun Swasembada Pangan dan Kemandirian Desa Integrasi Data Sosial-Ekonomi: Langkah Menuju Transparansi dan Efisiensi Penyaluran Bansos Krisis Politik Memuncak, Yoon Suk Yeol Ditahan Setelah Drama Penangkapan Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama

Internasional · 29 Aug 2024 18:11 WIB ·

Pavel Durov, CEO Telegram, Hadapi Tuduhan Kekerasan Anak dan Kasus Hukum di Dua Negara


 Pavel Durov, CEO Telegram, Hadapi Tuduhan Kekerasan Anak dan Kasus Hukum di Dua Negara Perbesar

Suaraindo.com – Telegram CEO Pavel Durov muncul di pengadilan Paris pada Rabu (28 Agustus 2024), setelah masa penahanannya mendekati akhir. Durov ditangkap di bandara Le Bourget, Paris, pada 24 Agustus, sebagai bagian dari penyelidikan yudisial yang mencakup tuduhan konspirasi dengan aktivitas ilegal, pencucian uang, dan penolakan berkomunikasi dengan otoritas. Jaksa Prancis menyatakan bahwa penyelidikan ini juga melibatkan asosiasi kriminal dan penyediaan layanan kriptologi tanpa deklarasi sebelumnya.

Penyelidikan terhadap Durov tidak hanya terjadi di Prancis; ia juga sedang diselidiki di Swiss atas tuduhan kekerasan anak yang diajukan oleh mantan pasangannya, Irina Bolgar. Bolgar mengklaim bahwa Durov melakukan kekerasan fisik terhadap anak bungsu mereka antara tahun 2021 dan 2022, yang mengakibatkan cedera fisik seperti gegar otak dan gangguan tidur. Setelah pengaduan awalnya sempat ditolak, Bolgar berhasil mengajukan banding pada Mei 2023, sehingga kasus ini akan dilanjutkan pada Oktober mendatang.

Sengketa hukum ini meluas ke masalah finansial, di mana Bolgar menuduh Durov berhenti membayar tunjangan anak sebesar €150.000 per bulan sejak September 2022. Bolgar, yang saat ini mendukung anak-anaknya dengan gaji bulanannya sebesar 8.000 franc Swiss, mengklaim Durov berhenti menghubungi anak-anak mereka sejak pembayaran dihentikan. Kekayaan Durov sendiri diperkirakan mencapai $15,5 miliar.

Durov yang memiliki kewarganegaraan Prancis, Rusia, St. Kitts and Nevis, dan Uni Emirat Arab, saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan hukum yang dapat mempengaruhi reputasi serta operasional Telegram di masa depan. Telegram menegaskan bahwa pihaknya mematuhi hukum Uni Eropa dan optimis terhadap penyelesaian cepat dari situasi ini, meski tuduhan terus berkembang.

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Krisis Politik Memuncak, Yoon Suk Yeol Ditahan Setelah Drama Penangkapan

15 January 2025 - 11:43 WIB

Kebakaran Los Angeles: Korban, Kerugian Ekonomi, dan Kritik terhadap Pemerintah

13 January 2025 - 14:49 WIB

Hasil Pertemuan Prabowo dan PM Jepang, Bantu MBG Hingga Beri Pinjaman

12 January 2025 - 15:18 WIB

Kebakaran Los Angeles Memburuk, Elon Musk dan Donald Trump Tuai Kritik Akibat Sebar Misinformasi

11 January 2025 - 20:55 WIB

Donald Trump dan Rencana Kontroversialnya: Ambisi ‘America First’ di Balik Ancaman Militer

11 January 2025 - 20:54 WIB

Indonesia dan Jepang Jalin Kesepakatan Strategis: Fokus pada Gizi, Energi, dan Keamanan

11 January 2025 - 20:51 WIB

Trending di Ekonomi