Suaraindo.com – Peringatan pertama Hari Desa Nasional yang diresmikan melalui Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2024 menjadi tonggak penting dalam upaya pembangunan desa di Indonesia. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menegaskan bahwa Hari Desa harus dimanfaatkan sebagai momentum membangun semangat swasembada pangan dan kemandirian desa.
Dalam acara yang berlangsung di Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat, Rabu (15/1), Yandri mengawali rangkaian Hari Desa dengan simbolis menanam benih jagung bersama masyarakat. “Jagung adalah salah satu komoditas penting yang tidak akan kita impor lagi pada 2025. Oleh karena itu, desa harus menjadi ujung tombak swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto,” ujar Yandri.
Mendes Yandri mengingatkan pentingnya optimalisasi dana desa, di mana minimal 20 persen dari alokasi dana tersebut harus difokuskan pada ketahanan pangan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Desa dan PDT Nomor 2 Tahun 2024. “Kami ingin memastikan setiap desa memaksimalkan dana ini untuk program ketahanan pangan. Namun, penggunaannya harus sesuai aturan karena setiap penggunaan dana desa akan diaudit,” tegasnya.
Yandri juga mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengambil peran strategis dalam pengelolaan lahan-lahan produktif yang belum dimanfaatkan. Dengan model pinjam pakai tanpa biaya, BUMDes dapat menggerakkan perekonomian desa sekaligus meningkatkan produktivitas lahan.
“Revitalisasi BUMDes tidak hanya sebatas pengelolaan lahan, tetapi juga bagaimana mereka mampu memanfaatkan hasil panen untuk mendukung program nasional, seperti Makan Bergizi Gratis,” jelasnya.
Hari Desa Nasional dihadiri sejumlah tokoh nasional, termasuk Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang meluncurkan modul ketahanan pangan berbasis desa. Modul ini bertujuan memberikan panduan kepada perangkat desa dan petani untuk memaksimalkan potensi lahan di wilayah masing-masing. “Tanpa pangan, tidak ada kehidupan. Ketahanan pangan harus menjadi prioritas,” ujar Andi.
Rangkaian peringatan ini juga melibatkan peluncuran Lomba Pemuda Pemudi Pelopor Desa yang bertujuan memberdayakan generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan desa. Utusan Khusus Presiden, Raffi Ahmad, menyebut lomba ini sebagai cara menciptakan local hero dan local champion dari desa untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Meski begitu, Yandri mengakui bahwa pembangunan desa masih menghadapi tantangan besar. Terdapat lebih dari 10.000 desa yang masih tergolong tertinggal, dan lebih dari 20.000 desa belum memiliki akses internet memadai. “Kami akan terus bekerja sama dengan kementerian lain untuk menyelesaikan masalah ini. Desa adalah fondasi pembangunan nasional,” katanya.