Suaraindo.com – Para menteri keuangan dari kelompok G7 yang terdiri dari negara-negara maju di Eropa menegaskan pentingnya persatuan dalam menghadapi kebijakan industri Tiongkok yang dianggap tidak adil. Dalam pertemuan yang berlangsung di Stresa, Italia, para menteri dari Jerman, Prancis, dan Italia menyerukan kerja sama untuk melawan dampak kebijakan ekspor Tiongkok yang meningkat.
Pertemuan ini diadakan setelah Amerika Serikat baru-baru ini menaikkan tarif atas beberapa impor dari Tiongkok, termasuk baterai kendaraan listrik dan chip komputer, memicu kekhawatiran atas kemungkinan pembalasan dan fragmentasi perdagangan global. “Amerika Serikat telah mengambil keputusan yang sangat sulit dan Eropa mungkin harus mempertimbangkan apakah akan melakukan hal yang sama,” ujar Menteri Ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti, menggambarkan situasi saat ini.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, meski tidak meminta negara G7 lainnya untuk meniru langkah AS, mengungkapkan harapannya agar sekutu-sekutunya mendukung posisi Washington. Sementara itu, Menteri Keuangan Prancis, Le Maire, menekankan pentingnya menghindari perang dagang dengan Beijing dan menjaga hubungan ekonomi, meskipun diperlukan perlindungan terhadap praktik perdagangan yang tidak adil dari Tiongkok.
Christian Lindner, Menteri Keuangan Jerman, juga memberikan pandangannya, menyatakan bahwa perang dagang tidak menguntungkan siapa pun. “Perang dagang adalah tentang kekalahan, Anda tidak bisa memenangkannya,” katanya.
Para pemimpin G7 menyoroti perlunya tetap bersatu dan menghindari persaingan internal di antara negara-negara Eropa dalam menghadapi tantangan ini.