Suaraindo.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, angkat bicara terkait kemunculan startup kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek AI, yang mengguncang pasar teknologi global. Dalam pernyataannya pada Selasa (28/1/2025), Trump menegaskan bahwa fenomena ini menjadi pengingat akan kerasnya persaingan dengan China.
“Peluncuran DeepSeek, AI dari perusahaan China, seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita bahwa kita perlu fokus untuk bersaing demi menang,” ujar Trump, dikutip dari The Guardian.
Meski menyoroti ancaman dari China, Trump juga mengakui bahwa pendekatan DeepSeek dalam mengembangkan AI dengan biaya lebih rendah namun tetap kompetitif, bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan teknologi AS.
“Itu bagus karena Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Saya melihatnya sebagai hal yang positif, sebagai aset,” tambahnya.
Setelah pernyataan Trump, Nasdaq Composite, yang berfokus pada saham teknologi, dibuka lebih tinggi. Saham Nvidia, yang sebelumnya anjlok 17%, mulai pulih dengan kenaikan 9%. Saham Alphabet (Google) naik 1,7%, sementara Microsoft mencatatkan kenaikan 2,9%.
Sebelumnya, kehadiran DeepSeek AI sempat memicu kepanikan di Wall Street, menyebabkan Dow Jones turun 0,22%, S&P 500 jatuh 1,61%, dan Nasdaq anjlok 2,64%.
Kejatuhan paling parah dialami Nvidia, yang kehilangan hampir US$600 miliar (Rp 9.733 triliun) dalam kapitalisasi pasar dalam satu hari—penurunan terbesar dalam sejarah AS untuk sebuah perusahaan teknologi.
Sementara itu, CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui bahwa DeepSeek AI merupakan pesaing tangguh yang harus diperhitungkan.
“DeepSeek R1 adalah model yang mengesankan, terutama dari segi apa yang dapat mereka berikan untuk harganya,” kata Altman.
Namun, ia menegaskan bahwa industri AI di AS tidak akan tinggal diam.
“Kami jelas akan memberikan model yang jauh lebih baik dan juga sangat menggembirakan untuk memiliki pesaing baru. Kami akan merilis beberapa produk.”
Menurut laporan Reuters, DeepSeek AI menggunakan chip berbiaya rendah dan lebih sedikit data untuk menjalankan model AI mereka. Ini menantang dominasi AS di sektor AI, yang selama ini bergantung pada investasi besar di pusat data dan infrastruktur chip kelas atas.
Robert Savage, Kepala Strategi dan Wawasan Pasar di BNY, mencatat bahwa kehadiran DeepSeek AI mengubah dinamika perdagangan global dan berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut di sektor semikonduktor.
“Katalis dari pesaing asing bagi dominasi AI yang dipimpin AS menimbulkan pertanyaan lain tentang perdagangan dan chip semikonduktor serta kebutuhan energi,” tulis Savage dalam catatannya.
Dengan persaingan AI yang semakin memanas, raksasa teknologi AS kini dihadapkan pada tantangan baru untuk mempertahankan keunggulan mereka di tengah kebangkitan inovasi dari China. Apakah ini awal dari era baru dalam persaingan teknologi global? Waktu yang akan menjawab.