Menu

Mode Gelap
Bappenas Dorong Kolaborasi dan UMKM dalam Percepatan Capaian SDGs UU Pemilu Digugat, Presiden Diminta Tak Boleh Kampanye Pilpres Mantan Presiden AS Jimmy Carter Meninggal Dunia di Usia 100 Tahun Manmohan Singh Dimakamkan dengan Penghormatan Negara: Dunia Berkabung atas Kepergian Negarawan Besar Keberatan Publik terhadap Proyek PIK 2, DPRD Banten Siap Bentuk Panitia Khusus

Ekonomi · 21 Sep 2024 19:39 WIB ·

Jokowi: Hilirisasi Nikel Pacu Nilai Ekspor Melejit Jadi Rp 510 Triliun


 Jokowi: Hilirisasi Nikel Pacu Nilai Ekspor Melejit Jadi Rp 510 Triliun Perbesar

Suaraindo.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa proyek hilirisasi nikel telah berhasil meningkatkan nilai ekspor secara signifikan. Nilai ekspor nikel dalam negeri melonjak dari Rp 33 triliun menjadi Rp 510 triliun, atau sekitar US$ 34 miliar, seperti yang disampaikan oleh Menko Luhut Binsar Pandjaitan.

Jokowi menjelaskan bahwa kebijakan hilirisasi dengan menghentikan ekspor bijih nikel awalnya menimbulkan pro-kontra, bahkan hingga berujung pada gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). “Dan kita kalah. Tapi saya sampaikan negara ini adalah negara yang berdaulat, kepentingan nasional adalah segala-galanya buat kita. Tidak bisa kita didikte oleh siapapun,” tegas Jokowi.

Jokowi menekankan pentingnya langkah Indonesia dalam membangun ekosistem industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) yang terintegrasi. Ia menyebutkan perkembangan smelter nikel di Morowali, Weda Bay, dan lokasi lainnya yang sudah mulai beroperasi. Selain itu, smelter milik Freeport dan Amman Mineral di Sumbawa dan Gresik juga akan segera berproduksi pada Agustus dan September.

Lebih lanjut, Jokowi menyebutkan bahwa produksi bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat, ditargetkan mulai percobaan pada bulan depan. Ia optimistis jika seluruh ekosistem ini terwujud, Indonesia akan mampu masuk dalam rantai pasokan global dengan nilai tambah yang besar, terutama dalam hal rekrutmen tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Presiden Jokowi juga telah meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR New Energy Material di Kendal, Jawa Timur, pada Rabu (7/7/2024). Jokowi mengapresiasi kecepatan pembangunan pabrik tersebut, yang hanya memerlukan waktu 10 bulan sejak penandatanganan kesepakatan di Beijing.

“Saya sangat menghargai kecepatan pembangunan pabrik ini. Baru 10 bulan yang lalu kita tandatangan di Beijing. Tau-tau pabriknya sudah jadi. Ini yang namanya kecepatan dan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat, dan kita sekarang sudah jadi negara yang cepat,” tandas Jokowi.

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bappenas Dorong Kolaborasi dan UMKM dalam Percepatan Capaian SDGs

30 December 2024 - 13:23 WIB

UU Pemilu Digugat, Presiden Diminta Tak Boleh Kampanye Pilpres

30 December 2024 - 13:21 WIB

PDIP Diminta Segera Rilis Video Dugaan Korupsi Petinggi Negara

29 December 2024 - 15:19 WIB

Tuduhan Cawe-Cawe Jokowi dalam Kasus Hasto Dinilai Tak Berdasar

29 December 2024 - 15:18 WIB

Kemenkeu Siapkan AI untuk Pengelolaan Keuangan Negara yang Lebih Efisien

29 December 2024 - 15:15 WIB

Keberatan Publik terhadap Proyek PIK 2, DPRD Banten Siap Bentuk Panitia Khusus

28 December 2024 - 16:52 WIB

Trending di Hukum