Suaraindo.com – Pemberontak Houthi Yaman diduga menembakkan rudal jelajah antikapal buatan Iran ke kapal tanker berbendera Norwegia, Strinda, di Laut Merah pada Desember 2023. Laporan dari Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (DIA AS), yang dirilis Rabu (10/7/2024), mengaitkan serangan tersebut dengan Teheran, yang merupakan pendukung utama Houthi dalam perang Yaman yang telah berlangsung hampir satu dekade.
Temuan ini sesuai dengan hasil investigasi kelompok asuransi yang berbasis di Norwegia, yang juga memeriksa puing-puing yang ditemukan di kapal Strinda. Serangan ini terjadi di tengah kampanye serangan Houthi selama berbulan-bulan terkait perang Israel-Hamas, yang menargetkan kapal-kapal di koridor Laut Merah.
Kegiatan Houthi di Laut Merah telah mengganggu aliran barang senilai US$1 triliun yang melewatinya setiap tahun dan memicu pertempuran paling intens di Angkatan Laut AS sejak Perang Dunia II.
Kapal Strinda, yang datang dari Malaysia dan menuju Terusan Suez kemudian Italia dengan muatan minyak kelapa sawit, diserang rudal pada 11 Desember, menyebabkan kebakaran besar yang berhasil dipadamkan oleh awak kapal tanpa ada korban luka. Puing-puing dari rudal dianalisis oleh militer AS, dan hasilnya menunjukkan kemiripan dengan rudal jelajah balistik antikapal Iran Noor.
“Mesin turbojet Tolu-4 Iran, yang digunakan dalam Noor (rudal), memiliki fitur unik – termasuk tahap kompresor dan stator – yang konsisten dengan serpihan mesin yang ditemukan dari serangan Houthi terhadap M/T Strinda,” kata laporan DIA, seperti dikutip Associated Press.
Dia menyebut bagian-bagian tersebut cocok dengan gambar mesin Tolu-4 yang dipamerkan Iran di Pameran Udara dan Antariksa Internasional di Rusia pada 2017. Noor, yang direkayasa ulang oleh Iran dari rudal antikapal C-802 China, memiliki jangkauan hingga 170 kilometer, dengan versi yang ditingkatkan, Qader, memiliki jangkauan hingga 300 kilometer. Houthi memiliki rudal serupa dengan Qader yang disebut Al-Mandeb 2.
Asosiasi Asuransi Risiko Perang Bersama Pemilik Kapal Norwegia (DNK) juga menilai “sangat mungkin” bahwa kapal tersebut terkena rudal jelajah antikapal C-802 atau Noor.
Namun, Misi Iran di PBB membantah mempersenjatai Houthi, meskipun ada laporan.
“Kami menyadari bahwa (Houthi) telah mengembangkan kemampuan militer mereka secara signifikan dengan mengandalkan sumber daya mereka sendiri,” kata misi tersebut.
Iran telah lama membantah mempersenjatai Houthi, kemungkinan karena embargo senjata PBB terhadap pemberontak. Namun, AS dan sekutunya telah menyita banyak pengiriman senjata yang ditujukan untuk para pemberontak di perairan Timur Tengah, dan para ahli senjata telah menghubungkan senjata Houthi yang disita di medan perang kembali ke Iran.