Suaraindo.com – Dilansir dari BBC News, Chang’e-6 merupakan misi China yang bertujuan mengembalikan sampel bulan dan juga sebagai langkah awal dalam eksplorasi luar angkasa yang lebih ambisius. Pada 3 Mei, China meluncurkan salah satu misi terambisiusnya dengan mengirimkan empat wahana antariksa ke Bulan. Misi ini bertujuan untuk mengumpulkan sampel dari sisi jauh Bulan dan membawanya kembali ke Bumi, memberikan potensi wawasan baru tentang Bulan, planet kita, dan sejarah awal Tata Surya. Untuk mencapai tujuan ini, wahana tersebut harus melakukan tarian kosmik yang rumit.
Wahana Chang’e-6 menghabiskan sekitar 4,5 hari dalam perjalanan ke Bulan. Setelah masuk ke orbit di sekitar Bulan, lander terpisah dari orbiter dan menuju area pendaratan di dalam kawah Apollo di sisi jauh Bulan. Karena sisi jauh Bulan tidak pernah menghadap Bumi, operasi dan komunikasi dengan Bumi akan difasilitasi oleh Queqiao-2, sebuah satelit relay komunikasi yang diluncurkan oleh China pada Maret. Lander akan mengumpulkan material permukaan dan subsurface menggunakan alat pengumpul dan bor. Material ini akan ditembakkan ke orbit Bulan oleh ascender, yang kemudian akan menyerahkan sampelnya kepada orbiter.
Pertemuan dan penambatan antara orbiter dan ascender harus dilakukan dengan tepat saat bergerak dengan kecepatan lebih dari satu mil per detik. Ini akan diotomatisasi karena adanya jeda waktu cahaya akibat jarak mereka dari stasiun darat di Bumi. Setelah sampel dikumpulkan, kapsul reentry akan membawanya kembali ke Bumi dan mendarat di padang rumput Mongolia Dalam. Sampel yang dikumpulkan, terutama dari Basin South Pole-Aitken, diharapkan memberikan pemahaman baru tentang asal-usul Bulan dan Tata Surya. Selain itu, misi Chang’e-6 juga merupakan persiapan untuk misi pengambilan sampel Mars, menambah kompleksitas dan ambisi China dalam eksplorasi luar angkasa.