Menu

Mode Gelap
Krisis Politik Memuncak, Yoon Suk Yeol Ditahan Setelah Drama Penangkapan Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama Dasco Tegas Bantah Isu Megawati Telepon Prabowo Terkait Hasto dan KPK HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024

Nasional · 5 May 2024 21:41 WIB ·

Dunia Rawan Krisis Baru, Ini yang Harus Dilakukan


 Dunia Rawan Krisis Baru, Ini yang Harus Dilakukan Perbesar

Suaraindo.com – Dunia saat ini menghadapi sejumlah tantangan besar yang berpengaruh terhadap kemajuan pembangunan manusia dan ekonomi. Ini diungkapkan oleh Presiden Asian Development Bank (ADB), Masatsugu Asakawa, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Hotel Biltmore, Tbilisi, Georgia pada Jumat (3/5/2024).

Menurut Asakawa, di antara isu yang mendesak adalah krisis iklim, kemiskinan, dan kekurangan pembangunan sosioekonomi yang inklusif.

Bhargav Dasgupta, Wakil Presiden ADB untuk Solusi Pasar, menekankan bahwa dampak krisis iklim sudah sangat dirasakan, terutama melalui cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa negara. “Kita melihat besarnya dampak perubahan iklim terhadap planet, khususnya di Asia Pasifik,” ujarnya saat berbicara dengan para jurnalis.

Dasgupta juga menyoroti bahwa tanpa intervensi yang memadai, situasi bisa memburuk dan menyebabkan lebih banyak penderitaan, terutama bagi negara-negara dengan sumber daya terbatas.

Pada Pertemuan Tahunan ke-57 ADB di Tbilisi, disepakati penambahan alokasi dana sebesar US$ 5 miliar untuk Dana Pembangunan Asia (ADF) ke-14 dan Dana Bantuan Teknis Khusus (TASF) ke-8. ADF, yang didirikan pada tahun 1974, kini fokus pada pemberian hibah kepada anggota ADB yang paling miskin dan rentan. Dana tambahan ini mencatat peningkatan sekitar 22% dari alokasi sebelumnya dan menjadi volume hibah terbesar dalam sejarah ADF. TASF 8 akan digunakan untuk pendanaan proyek, pembangunan kapasitas, dan konsultasi teknis atau kebijakan.

Berbagai negara pendonor, termasuk Armenia, Australia, Austria, dan lainnya, telah berkontribusi pada dana tersebut. Fokus ADF 14 akan pada bantuan bagi negara-negara berkembang kepulauan kecil yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan konflik, serta mendukung adaptasi iklim dan pengurangan risiko bencana. Ini juga termasuk mendukung kerja sama regional dan inisiatif gender transformatif.

Penerima manfaat dari ADF-14 termasuk Negara Federasi Mikronesia, Kiribati, dan negara-negara lain yang rentan. Hibah juga akan tersedia untuk mendukung masyarakat di Afghanistan dan Myanmar, serta untuk proyek-proyek besar di Bangladesh, Bhutan, Kamboja, dan negara-negara lainnya.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan

14 January 2025 - 10:18 WIB

Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama

14 January 2025 - 10:17 WIB

Dasco Tegas Bantah Isu Megawati Telepon Prabowo Terkait Hasto dan KPK

14 January 2025 - 10:14 WIB

HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024

13 January 2025 - 16:15 WIB

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Berharap Pimpinan KPK Mempertimbangkan Permohonan Praperadilan

13 January 2025 - 16:13 WIB

Pertemuan Pertama Pemprov Jakarta dengan Tim Transisi Pramono-Rano Dijadwalkan Hari Ini

13 January 2025 - 16:12 WIB

Trending di Nasional