Suaraindo.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan rangkaian kunjungan diplomatik di Mesir yang mencakup pertemuan bilateral dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, diskusi dengan Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb, hingga pembicaraan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Developing Eight (D-8).
Kunjungan ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama di berbagai bidang, mulai dari perdagangan, pendidikan, hingga promosi Islam moderat.
Dalam pertemuannya dengan Presiden El-Sisi di Istana Kepresidenan Al Ittihadiya, Prabowo menekankan pentingnya peningkatan kerja sama ekonomi melalui mekanisme Free Trade Agreement. Diskusi juga mencakup strategi pengadaan fosfat dari Mesir untuk kebutuhan pupuk di Indonesia, serta ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Mesir.
“Mesir memiliki tempat khusus dalam sejarah Indonesia karena merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan kami. Hubungan ini perlu terus diperkuat, termasuk dalam bidang perdagangan, industri, dan pendidikan,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden El-Sisi menanggapi positif inisiatif tersebut dengan menyebutkan pembentukan tim teknis untuk supervisi dan evaluasi kerja sama antara kedua negara.
Selain pertemuan bilateral, Prabowo juga mengadakan diskusi dengan Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di Mashiaket Al-Azhar. Dialog ini menyoroti kontribusi Al-Azhar dalam pendidikan ribuan mahasiswa Indonesia dan pentingnya mempromosikan Islam moderat di kancah global.
“Kami ingin bersama-sama menjaga dan mempromosikan Islam yang toleran, yang dapat menjadi solusi atas tantangan global,” jelas Prabowo.
Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mempertegas hubungan historis Indonesia dengan institusi pendidikan Islam terkemuka tersebut.
Pada sesi KTT D-8 di Kairo, Prabowo juga menjalin diskusi dengan PM Pakistan Shehbaz Sharif terkait penguatan kerja sama ekonomi. Keduanya menegaskan perlunya upaya kolektif untuk meningkatkan kemandirian ekonomi negara-negara anggota D-8.
“Negara-negara D-8 memiliki peluang besar untuk saling mendukung, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global. Kita perlu memperkuat kerja sama dalam sektor strategis demi kesejahteraan rakyat,” kata Prabowo.
Presiden juga menekankan pentingnya solidaritas di antara negara-negara mayoritas Muslim untuk membangun perekonomian yang berkelanjutan.
Kunjungan ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperkuat posisi globalnya melalui hubungan diplomatik yang strategis. Dengan menjalin kerja sama multilateral dan bilateral, Indonesia berharap dapat memperluas cakupan ekonomi, memperkuat pendidikan, dan mempromosikan nilai-nilai moderasi Islam sebagai pilar perdamaian dunia