Suaraindo.com – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pemerintah akan memulai program skrining kesehatan mental gratis untuk anak sekolah, dewasa dan lansia.
Program tersebut bertujuan untuk mendeteksi dan menangani masalah kesehatan mental yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.
“Saya akui, masalah penyakit mental selama ini kurang tersentuh,” kata Budi, di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
“Padahal, data menunjukkan 1 dari 10 orang mengalami gangguan mental seperti anxiety, depresi, atau bipolar, sama seperti penyakit jantung. Ini perlu penanganan serius,” imbuhnya Budi.
Budi mengatakan, skrining kesehatan mental ini akan dilakukan pertama kalinya di Indonesia melalui sekolah, komunitas dewasa, hingga kelompok lansia.
“Skrining ini akan berbentuk kuesioner untuk mengidentifikasi gangguan mental sejak dini,” ujar dia.
“Kita lakukan di sekolah, pada orang dewasa, dan lansia, karena selama ini mereka tidak pernah dipotret secara sistematis,” tambah Budi.
Budi mengungkapkan, ide program ini muncul setelah mendengar kasus bullying di Universitas Diponegoro (Undip) yang berdampak pada kesehatan mental mahasiswa.
“Kita kaget ketika menemukan data bahwa 13 persen dokter peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) pernah berniat bunuh diri,” ujarnya.
“Angka depresi juga sangat tinggi, bahkan pada kelompok terpelajar. Ini membuktikan bahwa gangguan mental tidak memandang status sosial atau pendidikan,” ungkap dia.
Berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan, sekitar 30 persen dari populasi Indonesia, dari 280 juta masyarakat, berpotensi mengalami gangguan mental yang memerlukan perhatian.
“Ini angka yang sangat besar, dan skrining ini menjadi langkah awal untuk mengetahui dan menangani masalah ini,” tambah dia.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental dan membantu mengurangi dampak buruk yang sering tidak terdeteksi.
“Yang kena depresi juga tinggi sekali. Itu bukti orang yang terpelajar sakit mentalnya tinggi,” kata dia.
“Itu kita lakukan di sekolah dan juga dewasa yang selama ini kita tidak potret itu dan tak pernah diukur dugaan kita 30 persen dari 280 juta penduduk ini,” tutup Menkes.