Suaraindo.com – Media internasional menyoroti tantangan Indonesia dalam menghindari jebakan kelas menengah, terutama dengan peran Prabowo Subianto yang akan segera dilantik sebagai Presiden. Dalam laporan CNBC International berjudul Fearful of the ‘middle-income trap,’ Indonesia pushes for major policy reform, Indonesia dipuji sebagai salah satu ekonomi baru di Asia yang sukses, tetapi menghadapi tantangan untuk terus tumbuh melebihi tingkat rata-rata global.
Indonesia memiliki visi besar melalui program Indonesia Emas 2045, yang menargetkan transformasi negara menjadi masyarakat berpendapatan tinggi dengan menciptakan tenaga kerja terampil, upah yang lebih tinggi, dan menurunkan angka kemiskinan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% per tahun masih belum cukup untuk mencapai kemajuan yang diharapkan. “Untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi dengan produktivitas yang tinggi, kita harus berinvestasi lebih banyak pada modal manusia,” ujarnya kepada CNBC Squawk Box Asia.
Laporan IMF dan Lowy Institute menekankan pentingnya reformasi kebijakan, digitalisasi program kesejahteraan sosial, dan penguatan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Meski ada kemajuan, tantangan seperti infrastruktur yang belum memadai dan korupsi masih harus dihadapi untuk mencapai tujuan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi.
Prabowo Subianto, yang akan memulai masa jabatannya pada Oktober 2024, berjanji akan melanjutkan upaya reformasi ekonomi yang sudah dicanangkan oleh Presiden Jokowi, dengan fokus pada reformasi perpajakan dan ketenagakerjaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.