Suaraindo.news – Presiden Joe Biden memutuskan untuk tidak mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden 2024 demi menyatukan bangsa di bawah kepemimpinan generasi baru. Dalam pidato bersejarahnya dari Oval Office pada Rabu malam, Biden menyatakan sudah waktunya menyerahkan tongkat estafet kepada “suara-suara yang lebih muda.”
“Saya menghormati jabatan ini, tetapi saya lebih mencintai negara saya,” ujar Biden yang berusia 81 tahun dalam pidato prime-time yang penuh haru, mengajak bangsa yang terpecah untuk merangkul demokrasi dan menolak kebencian.
“Pembelaan terhadap demokrasi, yang sedang terancam, lebih penting daripada gelar apa pun,” tegas Biden. “Saya memutuskan cara terbaik ke depan adalah menyerahkan tongkat estafet kepada generasi baru. Itulah cara terbaik untuk menyatukan bangsa kita.”
Dalam pidato pertamanya sejak keputusan mengejutkannya, Biden juga memuji Wakil Presiden Kamala Harris, 59 tahun, yang akan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.
“Dia berpengalaman. Dia tangguh. Dia mampu,” kata Biden dalam pidato keempat dari Oval Office selama masa jabatannya — dan kemungkinan yang terakhir.
Dalam tanda dukungan yang mengharukan, sebagian besar anggota keluarga Biden hadir di Oval Office saat ia berbicara, termasuk istrinya Jill dan putrinya Ashley yang saling berpegangan tangan di akhir pidato. Putra Biden yang bermasalah, Hunter, dan beberapa cucunya juga hadir. Jill Biden kemudian memposting surat di X, berterima kasih kepada “mereka yang tidak pernah goyah” — sebuah sindiran terselubung kepada Demokrat yang mendesak Biden untuk mundur — dan mengatakan sudah waktunya mempercayakan Kamala.
Keputusan mundur Biden mengguncang kampanye Trump, yang sebelumnya fokus pada usia dan kesehatan mental presiden. Kini, Trump, 78 tahun, menjadi kandidat tertua dalam sejarah AS. Trump, yang awalnya menyerukan persatuan setelah selamat dari upaya pembunuhan pada 13 Juli, tidak menunjukkan sikap besar hati setelah pidato Biden. “Pidato Joe Biden di Oval Office sangat tidak bisa dimengerti, dan sangat buruk!” kata Trump di media sosial.
Namun Biden menegaskan bahwa dia bukan presiden yang lemah dan akan terus bekerja pada ekonomi dan isu-isu kebijakan luar negeri selama sisa masa jabatannya.
“Selama enam bulan ke depan, saya akan fokus menjalankan tugas saya sebagai presiden,” katanya. Salah satu tujuan utamanya adalah mencapai kesepakatan damai di Timur Tengah — mimpi besar yang dikejar banyak presiden AS sebelum Biden.