Suaraindo.com – Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia membantu Indonesia menjadi anggota tetap BRICS, sebuah organisasi kerja sama ekonomi yang saat ini terdiri dari sembilan negara, termasuk Rusia, China, dan India. Hal ini disampaikan Sugiono saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12).
“Saya sempat berbincang dengan Presiden Putin waktu itu dan Menteri Luar Negeri [Sergey] Lavrov bahwa mereka akan membantu aksepsi (penerimaan) Indonesia ke BRICS dan bisa mempercepat prosesnya,” kata Sugiono. Dukungan tersebut merupakan respons atas ketertarikan Indonesia untuk bergabung dalam kelompok yang dinilai sebagai tandingan G7.
Sugiono sebelumnya telah menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, pada Oktober lalu sebagai perwakilan Presiden Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan secara resmi minat Indonesia untuk menjadi anggota penuh organisasi tersebut.
Proses untuk menjadi anggota tetap BRICS melibatkan beberapa tahapan. Sugiono menjelaskan bahwa Indonesia saat ini masih berada pada tahap awal sebagai “negara yang tertarik” (interested country). Jika proses berjalan lancar, Indonesia akan melanjutkan ke tahap berikutnya hingga mendapatkan persetujuan penuh dari semua anggota tetap.
Menanggapi kekhawatiran terkait keanggotaan di BRICS, Sugiono menegaskan bahwa langkah ini tidak akan mengorbankan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. “Masuknya Indonesia ke BRICS tidak bisa diartikan sebagai keberpihakan Indonesia ke kekuatan tertentu, tetapi lebih ke bridge builder [penengah],” jelasnya. Ia menambahkan bahwa keanggotaan BRICS dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global yang independen.