Suaraindo.com – Kasus infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) dilaporkan meningkat pesat di China, khususnya di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun. Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, tren peningkatan kasus ini terjadi selama pekan 16 hingga 22 Desember 2024, dengan konsentrasi penyebaran terbesar di provinsi-provinsi utara negara tersebut.
HMPV adalah virus pernapasan yang gejalanya mirip dengan Covid-19. Gejala yang umum dilaporkan meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, hingga sesak napas. Dalam kasus parah, virus ini dapat menyebabkan bronkitis atau pneumonia, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah.
CDC China menyoroti bahwa individu dengan penyakit paru-paru kronis, seperti asma, memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala berat akibat HMPV. Virus ini menyebar melalui droplet dari batuk atau bersin, kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, atau paparan lingkungan yang terkontaminasi. Masa inkubasi virus diperkirakan berkisar antara tiga hingga lima hari.
HMPV pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 oleh para peneliti Belanda, setelah mendeteksi keberadaannya pada anak-anak yang menderita infeksi pernapasan dengan patogen yang sebelumnya tidak diketahui.
Rekomendasi Pencegahan CDC China
CDC China telah mengeluarkan panduan untuk memutus rantai penyebaran HMPV, termasuk:
1. Memakai masker di tempat ramai.
2. Menjaga jarak fisik dari orang lain.
3. Sering mencuci tangan dengan sabun.
4. Menghindari kerumunan dan area ramai.
5. Menjaga kebersihan lingkungan.
6. Memastikan ventilasi dalam ruangan baik.
7. Menerapkan gaya hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Musim Dingin Hingga Musim Semi Berpotensi Meningkatkan Kasus
Otoritas kesehatan memperkirakan lonjakan kasus HMPV akan terus berlanjut selama musim dingin hingga awal musim semi. CDC menyerukan kewaspadaan masyarakat, terutama bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anak-anak mereka.
Meski kasus HMPV saat ini lebih banyak menyerang anak-anak, kelompok lansia dan individu dengan gangguan imun juga diminta untuk tetap waspada, mengingat potensi komplikasi serius yang dapat ditimbulkan oleh virus ini.