Suaraindo.com – Bencana banjir bandang melanda berbagai kawasan di Jawa Tengah (Jateng) hingga Rabu, 22 Januari 2024. Banjir yang terjadi mengganggu aktivitas warga setempat dan memberikan dampak luas hingga ke pelosok desa di kabupaten dan kota di Jateng.
Salah satunya adalah banjir yang melanda Kabupaten Grobogan, yang saat ini telah merendam tujuh desa di sekitarnya. Selain itu, ruas jalan utama di Grobogan, seperti Jalan R. Suprapto, Untung Suropati, dan Hayam Wuruk, juga terendam banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto menjelaskan bahwa banjir bandang ini disebabkan oleh curah hujan tinggi dan meluapnya tiga sungai utama, yakni Sungai Lusi, Serang, dan Tuntang.
Kabupaten Grobogan menjadi salah satu daerah yang terdampak parah dengan tujuh desa terendam banjir. Bahkan, ruas jalan utama seperti Jalan R. Suprapto, Untung Suropati, dan Hayam Wuruk lumpuh akibat genangan air.
Banjir juga mengganggu operasional kereta api (KA) di jalur Semarang. Jalur antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati terendam air hingga 20 cm, memaksa pihak PT KAI Daop 4 Semarang untuk menghentikan sementara perjalanan kereta.
Curah hujan tinggi dan meluapnya tiga sungai utama—Sungai Lusi, Serang, dan Tuntang—disebut sebagai penyebab utama banjir di Grobogan.
Bencana banjir bandang di Jateng juga menyebabkan Jembatan Kali Belo Tersono di Kabupaten Batang putus total pada Senin, 20 Januari 2025. Jembatan ini merupakan akses utama penghubung Desa Pujut ke Kecamatan Tersono, Batang.
Putusnya jembatan tersebut disebabkan oleh longsoran dan arus air yang kuat dari banjir bandang yang berasal dari arah Gunung Kemulan, daerah Pacet-Reban. Sebelumnya, warga setempat sempat mengeluhkan kondisi jembatan yang mengalami keretakan pada Desember 2024. Otoritas setempat pun memberikan penyangga tambahan untuk menjaga kekuatan jembatan yang menjadi akses vital bagi warga Desa Pujut.
Selain di Grobogan dan Batang, Kabupaten Kendal juga terendam banjir akibat Tanggul Kali Bodri yang jebol pada Selasa, 21 Januari 2025. Tanggul yang jebol tersebut menyebabkan rumah-rumah warga di 23 desa yang tersebar di empat kecamatan wilayah Kendal terendam banjir.
Desa-desa yang terendam banjir meliputi Desa Puguh, Margomulyo, dan Dawungsari. Warga setempat mengungkapkan bahwa banjir dengan arus air deras telah merata di kawasan pemukiman, sehingga mereka terpaksa mengungsi sementara ke tempat yang aman. Tim tanggap bencana di Kendal pun berusaha mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir di dalam rumah.
Banjir bandang di Jawa Tengah ini menunjukkan pentingnya upaya mitigasi bencana di daerah-daerah rawan banjir. Kepala BPBD Jateng mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan tim tanggap darurat.
“Kami terus memantau kondisi tanggul dan sungai, sambil menyalurkan bantuan logistik ke lokasi pengungsian,” ujar Wahyu Tri Darmawanto, Kepala Pelaksana BPBD Grobogan.
Diharapkan, dengan sinergi antara pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat, bencana ini dapat segera teratasi. Namun, hingga kini, ancaman hujan deras masih membayangi sebagian besar wilayah Jawa Tengah.